Kemenkes Pastikan Peningkatan Kasus DBD Bukan Karena Nyamuk Wolbachia

Kemenkes Pastikan Peningkatan Kasus DBD Bukan Karena Nyamuk Wolbachia

WJtoday, Jakarta - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi menegaskan peningkatan kasus Demam Berdarah (DBD) tahun ini bukan karena teknologi nyamuk aedes aegypti ber-wolbachia.

"Tidak ada hubungan antara penyebaran nyamuk ber-wolbachia dengan tingkat keganasan nyamuk aedes aegypti yang jadi penyebab DBD," kata Imran dikutip dari metronews, Senin, 15 April 2024.

Update data DBD hingga Minggu 14 April 2024, jumlah kasus DBD sebanyak 60.296 kasus dengan jumlah kematian mencapai 455 kasus. Bila dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu jumlah kasus DBD sebanyak 20.502 kasus dengan kematian sebanyak 162 kematian.

Peran wolbachia dalam tubuh nyamuk aedes aegypti dapat menurunkan replikasi virus dengue sehingga dapat mengurangi kapasitas nyamuk tersebut sebagai vektor dengue.

"Bila nyamuk betina ber-wolbachia kawin dengan nyamuk jantan ber-wolbachia maka keturunannya semua akan menetas dan mengandung wolbachia," ujar dia.

Meningkatnya kasus DBD di Indonesia salah satunya dikarenakan faktor cuaca yang pengaruhi siklus kehidupan nyamuk yang juga meningkat.

Perubahan cuaca mempengaruhi nyamuk karena siklus kehidupan nyamuk dari bertelur menjadi nyamuk dewasa menjadi lebih cepat. Alhasil terjadi peningkatan kasus DBD dari nyamuk aedes aegypti.

Selain itu ia menyebut beberapa kabupaten sudah menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada DBD seperti di salah Kabupaten Nagekeo di Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga Enrekang di Sulawesi Selatan.

"Daerah yang sudah menetapkan KLB DBD seperti Kabupaten Lampung Timur, Nagekeo, Enrekang, Kutai Barat, dan Kota Jepara," ujarnya. ***