Kemiskinan Menghantui Jutaan Orang Indonesia

Kemiskinan Menghantui Jutaan Orang Indonesia

WJtoday.com - Bank Dunia (World Bank) dalam laporan terbarunya memperkirakan  akan ada 5,5-8 juta masyarakat Indonesia yang jatuh dalam kemiskinan karena pandemi ini. Bahkan lembaga keuangan internasional  ini memproyeksi jumlah penduduk miskin akan membengkak sekitar 2%.

Menurut laporan Bank Dunia, Indonesia Economic Prospects Juli 2020, wabah COVID-19 membuat masyarakat Indonesia semakin sulit mencari nafkah. Pekerja di beberapa sektor sangat terdampak seperti transportasi dan konstruksi.

"Tanpa adanya dukungan masif dari pemerintah, apabila kita asumsi di mana ekonomi kontraksi hingga minus, maka kemiskinan akan meningkat sangat signifikan," kata World Bank Lead Economist untuk Indonesia, Frederico Gil Sander peluncuran laporan Indonesia Economic Prospects Juli 2020 secara virtual, yang dikutip (17/7/2020).

Laporan Bank Dunia menunjukkan, jika tidak ada langkah serius yang diambil pemerintah maka pandemi ini akan mendorong 5,5-8 juta orang Indonesia jatuh ke jurang kemiskinan pada 2020.

Penambahan jumlah orang miskin baru itu dikarenakan penurunan agregat pendapatan rumah tangga serta hilangnya pekerjaan untuk 2,6-3,6 juta orang, baik karena PHK maupun dirumahkan. Penurunan pendapatan yang paling tajam akan terjadi di sektor jasa tradisional dan pertanian dan diikuti oleh manufaktur.

Sementara itu masih dalam acara  Indonesia Economic Prospect Report, Direktur Pelaksana, Kebijakan Pembangunan dan Kemitraan untuk Bank Dunia, Mari Elka Pangestu memperkirakan bakal ada 120 juta orang yang akan masuk ke dalam jurang kemiskinan secara global pada 2020. Ini merupakan salah satu akibat pandemi Covid-19 yang masih menghantui seluruh negara.

"Bank Dunia memperkirakan 70 juta sampai 120 juta orang yang akan masuk ke dalam kemiskinan," kata dia

Menurutnya, Pemerintah Indonesia harus fokus memastikan dan mencegah agar jumlah kemiskinan tidak meningkat. Untuk itu dibutuhkan respon kebijakan yang menyasar memastikan bahwa kesenjangan tidak diperparah akibat pandemi.***