Legislator Nilai Vaksin Booster Jadi Syarat Mudik tak Adil

Legislator Nilai Vaksin Booster Jadi Syarat Mudik tak Adil

WJtoday, Jakarta - Anggota Panitia Kerja (Panja) Vaksin Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati menilai vaksin booster sebagai syarat untuk mudik pada Hari Raya Idulfitri Tahun 2022 tidak adil. 

Pasalnya menurut Mufida, selama ini banyak kegiatan yang dilakukan berkerumun di sejumlah wilayah Indonesia, namun tidak mensyaratkan vaksin booster.

“Vaksin booster sebagai syarat mudik ini tidak adil, karena banyak kegiatan yang berkerumun tidak mensyaratkan vaksin booster. Misalnya nonton konser musik, nonton MotoGP, liburan tahun baru, apakah ada syarat selesai vaksin ke 2 dulu?" ungkapnya saat mengikuti RDP Komisi IX DPR RI dengan Badan POM dan Kementerian Luar Negeri di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (30/3/2022).

Kebijakan ini tidak adil kalau dijadikan syarat untuk mudik. Kasihan masyarakat sudah 2 tahun tidak pulang kampung,” Mufida menambahkan.

Menurut Mufida, saat ini penerima vaksin juga belum merata, masih banyak yang baru selesai mendapatkan vaksin ke dua. 

Baca juga: Pemerintah Pertimbangkan Tes Antigen bagi Pemudik Belum Peroleh Booster

“Kalau untuk mengejar target booster kami setuju, tapi kalau dijadikan syarat untuk mudik kami rasa tidak tepat. Saya berharap pemerintah bisa memikirkan rakyat yang sudah sangat ingin setelah 2 tahun tidak berlebaran bersama keluarga," sebutnya.

Ia menilai, jika ingin mempercepat pelaksanaan vaksinasi di Ramadan nanti, pemerintah bisa bekerja sama dengan tempat ibadah dan tokoh agama. 

“Jadi sesudah tarawih kalau memang vaksin boleh dilakukan pada malam hari, itu kan lebih cepat. Tapi jangan jadikan vaksin persyaratan yang mengancam. Mau pulang kampung saja dipersulit. Banyak yang menyampaikan masukan seperti ini dan kami sampaikan ke pemerintah agar bisa disikapi secara adil, proporsional,” tegas Mufida.

Terakhir, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan DPR sedang membangun rasa kepercayaan masyarakat untuk turut serta mengikuti vaksinasi. 

“Jangan jadikan  syarat booster ini sebagai momok yang menakutkan, kami  sedang merangkul agar masyarakat mau booster,” tutup Mufida.  ***