Muhammadiyah: Penyematan Radikalisme Overdosis Ke Umat Islam

Muhammadiyah:  Penyematan Radikalisme Overdosis Ke Umat Islam

Wjtoday, Bandung –  Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengeluhkan tajamnya fenomena penyematan radikalisme kepada umat Islam saat berbicara dalam forum Center of Southeast Asian Social Studies Universitas Gajah Mada, Sabtu (1/5)

Menurut Haedar, penyematan semacam itu tidak hanya bermasalah secara akademik dan historis, tapi juga bermasalah bagi kerja-kerja moderasi kelompok Islam moderat seperti Muhammadiyah.

“Kami juga melakukan kritik, Indonesia juga overdosis ketika mengeksplor radikalisme-ekstrimisme itu pada Islam. Dan itu kekeliruan besar sebenarnya,” kata Haedar seperti dikutip dari laman resmi Muhammadiyah (3/05/21)

Menghadapi radikalisme-ekstrimisme, Muhammadiyah menggunakan metode moderasi, yakni memperluas dakwah dengan penekanan sikap tengahan atau wasathiyah di dalam Islam.

Cara moderasi, dianggap lebih efektif memutus mata rantai tak berkesudahan radikalisme.
Akan tetapi, minimnya penyampaian dakwah moderasi dianggap berat jika sematan radikalisme kepada umat Islam masih gencar dilakukan.

“Ketika radikalisme dan ekstrimisme hanya disematkan pada Islam, itu nanti akan kontraproduktif dan menggeneralisasi. Kami yang hadir di titik moderat itu juga berat menghadapinya,” imbuh Haedar.

Menggunakan lensa yang lebih luas, nyatanya gejala radikalisme tidak hanya berlaku pada agama saja, Haedar melihat gejala ini juga terjadi pada kelompok yang terlalu nasionalis sehingga menganggap hal-hal yang berkaitan dengan agama mengancam eksistensi negara.

“Bagi sosial politik yang berdimensi nasionalisme juga ada kecenderungan radikalisme melalui ultra nasionalis, tidak suka dengan mereka yang membawa agama. Begitu mendengar agama itu alergi,” kritiknya.***