Jelang Pemilu 2024, Politisasi Agama Jadi Salah Satu Pemicu Utama Radikalisme dan Terorisme

Jelang Pemilu 2024, Politisasi Agama Jadi Salah Satu Pemicu Utama Radikalisme dan Terorisme

WJtoday, Jakarta - Menurut catatan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), politisasi agama menjadi salah satu pemicu utama munculnya radikalisme dan terorisme.

"Radikalisme dan terorisme itu akar masalahnya adalah ideologi. Pemicu utamanya adalah politisasi agama, sehingga sangat relevan dengan kegiatan seperti ini, kita melakukan ikrar bersama, menandatangani pakta integritas supaya menghadapi Pemilu 2024 ke depan, tidak ada lagi yang namanya politisasi agama," ujar Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid, Sabtu (4/6/2022).

Saat menjadi narasumber dalam acara Diskusi Publik 2022 bertema “Melawan Kelompok Radikal dalam Dinamika Politik Indonesia Menjelang Pemilu 2024” yang diselenggarakan Yayasan Tri Bhakti Pratista di Advocafe, Purwokerto, Nurwakhid menegaskan agama adalah firman Tuhan.

Agama harus menjadi sumber inspirasi untuk kemanfaatan semua pihak, apapun argumennya atau alasannya.

"Jadi politisasi agama adalah pemicu utama radikalisme dan terorisme. Dan itu harus ditiadakan," tegas Nurwakhid.

Selain itu, Nurwakhid menjelaskan bahwasanya Indonesia sebagai negara yang sangat majemuk. Indonesia yang tentunya juga memiliki potensi sangat besar untuk terjadinya konflik, maka masyarakat harus berhati-hati dan tidak mudah terbawa arus politik yang buruk.

"Negara kita punya potensial konflik yang paling besar di dunia. Di Arab, hanya beberapa etnis dan suku bangsa, pecah jadi berbagai negara. Bangsa Indonesia? Ada 1.300 lebih suku bangsa, tersebar di 17 ribu lebih pulau-pulau, agamanya ada enam, alirannya juga begitu banyak dan ini bisa disatukan dalam NKRI. Bayangkan betapa besarnya potensial konfliknya, harus hati-hati dan dijaga," jelas Nurwakhid.

"Ayo glorifikasi dan bangkit melawan radikalisme, karena inilah penyebab konflik-konflik yang ada, Setelah kami riset, pola terjadinya konflik di negara Muslim itu diawali dengan masifnya radikalisme, kemudian bergabung dengan kelompok anti pemerintah, dan intervensi asing, seperti di Suriah dan negara-negara lainnya," tambahnya.

Nurwakhid mengingatkan, inilah peran Pancasila sebagai pemersatu bangsa. Pancasila sebagai dasar negara yang dirumuskan para pendiri bangsa sudah terbukti mampu dalam menyatukan bangsa Indonesia dan menghalau berbagai macam tantangan yang sebelumnya dapat memecah belah bangsa.

"Pancasila ini adalah dasar pemersatu bangsa. Untungnya kita memiliki Pancasila yang telah dirumuskan oleh para founding father bangsa kita. Dan itu sudah teruji mulai dari orde lama ada berbagai macam pemberontakan yang puncaknya G30S, lalu jaman orde baru, hingga saat ini bangsa ini masih bisa bersatu karena Pancasila itu," ungkap Nurwakhid.***