Operasi Pencarian Korban Erupsi Gunung Semeru Diperpanjang hingga 17 Desember

Operasi Pencarian Korban Erupsi Gunung Semeru Diperpanjang hingga 17 Desember

WJtoday, Jawa Timur - Pencarian korban erupsi Gunung Semeru masih terus dilakukan hingga saat ini. Bahkan, operasi pencarian korban diperpanjang selama tiga hari ke depan hingga 17 Desember 2021.

Sebelumnya, pencarian korban erupsi Gunung Semeru ditargetkan sepekan berakhir. Namun, adanya sejumlah kendala menjadikan hal tersebut belum terealisasikan.

Kasi Operasi I Basarnas Wayan Suyatna mengatakan, pencarian terus dilakukan untuk menemukan dan mengevakuasi korban yang masih belum ditemukan di daerah daerah yang diindikasikan masih terdapat korban hilang akibat erupsi Gunung Semeru.

"Hari ini operasi pencarian sudah hari kesebelas dan akan kita perpanjang selama tiga hari ke depan," ujar Wayan, saat dikonfirmasi pada Selasa petang (14/12/2021).

Nantinya dikatakan Wayan, pencarian akan dibagi menjadi tiga tim yakni mencari lima titik di kawasan Kajar Kuning, Sungai Curah Kobokan, Kebondeli Utara, Kampung renteng, serta di beberapa lokasi tambang pasir yang dilaporkan warga ada aktivitas saat erupsi.

"Fokus pencarian korban yang masih hilang ini masih kita fokuskan di lima titik," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, Gunung Semeru meletus pada 4 Desember 2021 dan mengeluarkan awan panas guguran (APG) mengarah ke Besuk Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kurang lebih pukul 15.20 WIB.

Akibat letusan Gunung Semeru ini tercatat hingga Selasa malam 14 Desember 2021, ada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 48 warga meninggal dunia. Sebanyak 2.004 jiwa menjalani rawat jalan akibat luka yang dialaminya di beberapa puskesmas dan rumah sakit yang ada di Kabupaten Lumajang.

Sedangkan, ada 18 korban luka yang masih menjalani rawat inap, rinciannya ada 12 orang di RSUD dr. Haryoto Lumajang, dua orang menjalani perawatan di RS Pasirian, 3 orang menjalani perawatan di RS Bhayangkara, dan satu orang dirawat di RS Tersier.

Selain itu, BNPB mencatat 9.997 jiwa mengungsi, dimana 148 titik pengungsian terdapat di berbagai wilayah, yakni 141 titik di Kabupaten Lumajang dengan 9.753 jiwa, sedangkan titik pengungsian lain terdapat di wilayah sekitar Kabupaten Lumajang.

Di Kabupaten Malang terdapat 179 jiwa di dua titik, Kabupaten Probolinggo terdapat satu titik dengan 11 jiwa, Kabupaten Blitar terdapat 1 titik dengan 20 jiwa, sedangkan Kabupaten Jember terdapat tiga titik dengan 13 jiwa pengungsi.***