Ribuan Warga Peru Tuntut Presiden Pedro Castillo Mundur

Ribuan Warga Peru Tuntut Presiden Pedro Castillo Mundur

WJtoday, Jakarta - Ribuan rakyat Peru turun ke jalanan untuk melakukan demonstrasi pada Sabtu (5/11/2022). Mereka menuntut agar Presiden Pedro Castillo mundur dari jabatannya.

Presiden Castillo telah menjadi enam subjek investigasi korupsi. Ini adalah kasus yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara tersebut. Castillo memenangkan jabatan presiden pada Juli 2021 dan dia terus menghadapi tekanan dari lawan politiknya. Dia berhasil lolos dua kali upaya pemakzulan.

Di jalanan di ibu kota Lima, ribuan orang berbaris menyerukan agar Presiden Castillo mundur dari jabatannya. Polisi anti huru-hara mencoba menghadang para demonstran demi mencegah mereka mencapai gedung parlemen dan istana pemerintah.

"Saya datang ke pawai untuk mengeluarkan orang korup itu. Castillo harus pergi, untuk itulah pawai ini, untuk mengeluarkannya," kata Nancy Huarcaya, salah satu demonstran, dikutip dari RFI.

Demonstran lain, Carola Suarez, mengaku bahwa mereka mewakili jutaan rakyat Peru. Dia mengatakan negaranya berada di tepi jurang dan secara ekonomi semuanya mandek.

Ribuan demonstran anti-pemerintah itu dihadang oleh polisi anti huru-hara. Beberapa video yang beredar di media sosial menunjukkan, bentrokan terjadi antara pasukan keamanan dan demonstran.

Melansir Deutsche Welle, polisi juga disebut melepaskan tembakan gas air mata ke arah para demonstran untuk membubarkannya. Namun, sejauh ini, tidak ada laporan cedera di kedua belah pihak.

Protes antipemerintah itu terjadi di banyak wilayah di Peru. Selain di ibu kota Lima, protes juga digelar di kota Arequipa, Chiclayo, Cusco dan Trujillo.


Pedro Castillo adalah presiden dari sayap kiri. Dia mantan guru pedesaan yang secara tak disangka memenangkan pemilu pada tahun lalu. Dia dan keluarganya dituduh terlibat korupsi dan organisasi kriminal.

Melansir Reuters, Castillo mengatakan bahwa mereka yang menentangnya adalah reaksioner dan musuh rakyat. Dia juga membantah semua tuduhan yang telah dialamatkan kepadanya.

Presiden Peru menikmati kekebalan hukum atas penuntutan saat masih menjabat. Castillo juga telah lolos dua kali dalam upaya pemakzulannya. Dia akan mengepalai Peru sampai 2026.

"Mereka akan menahan saya sampai hari terakhir masa jabatan saya, karena rakyat saya telah memutuskan demikian," kata Castillo, menolak mundur dari jabatannya.***