Sakit Kepala saat Puasa: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Sakit Kepala saat Puasa: Penyebab dan Cara Mengatasinya
WJtoday, Bandung - Terkadang kita mengalami pusing mendadak saat berpuasa. Sebenarnya apa yang menyebabkan kepala pusing saat puasa? Kemungkinan besar kita  mengalami dehidrasi. Mencegah hal ini membutuhkan garam dan air. 

Pastikan untuk minum banyak cairan ketika berbuka dan saat sahur. Namun, asupan rendah garam pada hari puasa dapat menyebabkan pusing. Garam laut ekstra dalam kaldu atau air mineral sering membantu mengurangi rasa pusing.

Kemungkinan lain kita mengalami tekanan darah terlalu rendah, terutama jika kita mengonsumsi obat untuk hipertensi. Diskusikanlah dengan dokter tentang menyesuaikan obat ketika menjalani puasa.

Sakit kepala sangat umum terjadi beberapa kali pertama saat menjalankan puasa. Dipercayai bahwa itu disebabkan oleh transisi dari diet yang relatif tinggi garam ke asupan garam yang sangat rendah pada hari-hari puasa. 

Sakit kepala biasanya bersifat sementara, ketika kita terbiasa berpuasa, maka masalah ini sering kali sembuh dengan sendirinya. Sementara itu, ambil sedikit garam dalam bentuk kaldu atau air mineral.

Gula darah yang menurun akibat tidak adanya asupan makanan yang mengimbangi kebutuhan energi beraktivitas juga bisa menyebabkan kepala pusing saat puasa atau disebut Hipoglikemia. Sakit kepala yang Anda rasakan saat puasa juga bisa disebabkan karena kondisi ini. 

Kurang istirahat, tidak cukup tidur, dan tidak mendapatkan sahur yang berkualitas juga menjadi penyebab kepala pusing saat puasa. Penelitian dari Missouri State University membuktikan kalau kurang tidur akan meningkatkan produksi protein jenis tertentu pada otak. Protein ini memicu reaksi saraf yang menyebakan munculnya sakit kepala.

Sebenarnya hal terpenting supaya puasa tetap lancar dan energi tubuh tetap terjaga adalah menjaga asupan cairan. Semua sel, organ, dan jaringan tubuh terbuat dari air sehingga sangat penting untuk mengingat hal ini saat berpuasa. Meskipun tidak makan, penting untuk tetap melembapkan diri sendiri.

Sakit kepala saat puasa seperti yang telah dijelaskan diatas bisa disebabkan oleh adanya perubahan jam tidur,  dehidrasi, hipoglikemia, rasa lapar bahkan kafein.       

Namun tak perlu khawatir, sakit kepala saat puasa ini dapat diatasi dengan beberapa cara.


Jack M. Rozental, MD, PhD, spesialis migrain di Northwestern Memorial Hospital di Chicago memberikan cara mengatasi sakit kepala saat puasa ini tanpa memerlukan minum obat yang dapat membatalkan puasa.

1. Pijat leher dan pelipis
Menggosok leher dan pelipis dapat meningkatkan aliran darah dan meredakan sakit kepala karena tegang.

2. Tutup mata dan istirahatlah
Menutup mata dan beristirahat adalah perawatan sakit kepala yang efektif untuk sakit kepala migrain, dan dapat membantu meredakan sakit kepala tegang juga.

Duduklah di ruangan yang tenang dan gelap dengan mata tertutup dan rileks sebentar.

"Pasien dengan sakit kepala secara naluriah mencari lingkungan yang gelap dan tenang di mana mereka dapat tidur setidaknya selama beberapa jam," kata Rozental. Tidur sering mengurangi atau menghilangkan rasa sakit.

3. Kompres air hangat
Coba letakkan bantal pemanas atau kain hangat di sekitar leher dan pangkal tengkorak untuk meredakan sakit kepala tegang. Jika itu tidak membantu, kita juga dapat menggunakan kompres es sebagai gantinya untuk melihat apakah itu mengurangi rasa sakit kepala.

4. Bersantai 
Meluangkan waktu untuk bersantai itu penting. Bermeditasi, bernapas dalam-dalam, dan mencoba memvisualisasikan gambar yang damai.

"Berbagai teknik relaksasi dapat secara signifikan membantu pasien yang menderita sakit kepala akibat kontraksi otot," kata Rozental.

5. Tidur
Selama puasa, tidur membawa pahala dan kebaikan bagi tubuh. Otot kepala yang menegang dan menyebabkan sakit kepala ini dapat diredakan melalui tidur.

Namun ingat, jangan tidur terlalu lama karena saat puasa kita akan merasa kekurangan cairan dan tidur terlalu lama ini dapat menguras tenaga saat kita bangun.

6. Minimalkan stres
Jika kita mengalami sakit kepala yang buruk, cobalah untuk menjauh dari stres. Hindari lingkungan yang bising, tinggalkan pekerjaan sedikit lebih awal jika dapat dilakukan, atau minta pasangan untuk mengurus pekerjaan rumah atau anak-anak. ***