Tanggapi Sindiran Megawati, Refly Harun Singgung Soal Tiga Kali Pilpres

Tanggapi Sindiran Megawati, Refly Harun Singgung Soal Tiga Kali Pilpres
Lihat Foto
WJtoday, Jakarta - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, menaggapi pernyataan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. 

Sebelumnya, Megawati memberikan sindiran bahwa banyak anggota yang tergabung dalam Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) berhasrat menjadi presiden. Oleh karenanya, Megawati juga menilai bahwa KAMI tidak menutup kemungkinan memiliki rencana di kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Adapun Refly diketahui sebagai salah satu deklarator KAMI.

"Saya ingin bercanda, kenapa masalahnya kalau orang ingin jadi presiden? Bukankah Bu Mega sendiri pernah juga jadi presiden dan selalu ingin jadi presiden juga kan?" kata Refly dalam video diunggah dalam akun YouTube-nya, Kamis (27/8/2020).

Refly mencontohkan, keinginan Megawati menjadi presiden bisa dilihat dari keikutsertaannya dalam tiga kali pilpres.

"Paling tidak pernah nyalon presiden dua kali, bahkan tiga kali. Pertama, Sidang Umum MPR tahun 1999. Kedua, Pilpres 2004. Ketiga Pilpres 2009, kan tidak ada masalah, ketiga kali kan?. Kalau di luar negeri tidak ada yang sampai tiga kali nyalon. Kalau di Indonesia ada, termasuk Prabowo (Ketum Gerindra) misalnya. Tapi Prabowo dua kali nyalon presiden (satu kali cawapres), rupanya lebih banyak Bu Mega ya," ucap Refly.

Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri menyinggung soal deklarasi KAMI. Tepatnya, saat membuka Sekolah Partai Angkatan II Calon Kepala Daerah PDIP secara virtual, Rabu (26/8/2020).

Megawati menyebut banyak tokoh dalam KAMI berhasrat menjadi presiden.

"Saya suka ketawa, ini kemarin ini ada pemberitaan ada orang yang membentuk KAMI, di situ kayaknya banyak banget yang kepengen menjadi presiden," kata Megawati.

Dikutip dari tayangan Youtube Refly Harun, Kamis (27/8/2020), dirinya pertama menegaskan bahwa tujuan dari deklarasi KAMI untuk mengawal jalannya pemerintah, termasuk menuntut adanya perubahan yang lebih baik.

Satu di antaranya adalah menolak aturan presidential threshold dalam setiap pemilihan umum, baik pemilihan presiden (Pilpres) maupun pemilihan kepala daerah (Pilkada).

Dengan dihapusnya aturan tersebut, maka membuka peluang bagi calon-calon yang memiliki mimpi untuk menjadi pemimpin, termasuk menjadi seorang presiden.

Tidak terkecuali juga untuk orang-orang yang berada di KAMI.

Sementara itu terkait sindiran dari Megawati, Refly Harun menjawabnya dengan nada bercanda, menurutnya tidak ada masalahnya andai ada dari KAMI yang mau menjadi pemimpin Indonesia.

Karena diakui hal itu merupakan hak bagi setiap warga negara.

"Kami menolak presidential threshold, jadi bersama komponen masyarakat lainnya, kami bisa berjuang agar dihapuskan agar keinginan mantan Presiden Megawati katanya banyak calon bisa terakomodir," ujar Refly Harun.***