Batas Maksimal Volume Headset

Batas Maksimal Volume Headset

WJtoday, Jakarta - Mencermati musik dengan headset sudah jadi Kerutinan bermacam kalangan belum lama ini. Terlebih lagi kebijakan belajar serta bekerja di rumah pada pandemi kali ini membuat golongan pekerja serta pelajar lebih kerap memakai headset dalam waktu yang lumayan lama. 

Pengen tahu berana batas maksimal volume headset?

Walaupun perlengkapan ini bisa menolong Kalian menyimak meeting online ataupun pelajaran dengan lebih baik, tetapi pemakaian headset tidak dapat sembarangan. Alasannya, mendengarkan musik sangat keras dalam durasi lama tiap harinya bisa menimbulkan seorang hadapi gangguan pendengaran yang serius.

Bagaimana mendengarkan suara keras bisa mengganggu pendengaran?

Melansir dari AI-Care, memakai headset bisa menolong Kalian mendengar sumber suara dari laptop ataupun pemutar musik yang lain dengan lebih jernih. Tetapi apabila volume suara yang didengar lewat headset sangat keras, hingga perihal ini bakal berisiko menimbulkan permasalahan pendengaran.

Indra pendengaran manusia sangat sensitif terhadap penyeimbang suara yang diterimanya. Pada kuping bagian dalam ada ribuan sel kuping, sebagian di antara lain mempunyai struktur yang mirip serabut kecil, berperan buat mengirimkan sinyal suara dari kuping kembali ke otak buat diproses lebih lanjut. Di sinilah otak bakal menerjemahkan suara yang Kalian dengar.

Kala seorang mencermati suara yang sangat keras dan dalam durasi waktu yang lama, sel rambut di kuping bakal rusak serta gagal mengirimkan sinyal suara ke otak. Jalan pengiriman sinyal antara sel rambut serta sel saraf pula bisa alami kerusakan, sehingga mengacaukan transmisi suara ke otak walaupun sel rambut senantiasa normal. Dengan kata lain, mendengarkan suara sangat keras dalam durasi yang panjang bisa menimbulkan gangguan pendengaran. 

Batas Maksimal Volume Headset

Meskipun kebiasaan mendengar suara keras saat menggunakan headset tampak berbahaya, namun penggunaan headset bukanlah satu-satunya faktor yang memicu gangguan pendengaran. Kondisi ini juga dipengaruhi faktor lainnya seperti:
- Lama waktu telinga terpapar suara keras
- Frekuensi mendengarkan suara keras
- Spesifikasi teknis headset yang digunakan
- Adanya riwayat masalah pendengaran dalam keluarga
- Volume suara yang didengarkan

Dilansir dari WHO, batas volume suara yang aman kita dengarkan sehari-hari adalah 85 desibel (dB). Sebagai patokan, seperti dikutip dari CDC, suara berbisik adalah 30 dB. Selain itu, suara percakapan normal sebesar 60 dB, suara lalu lintas yang didengarkan dari dalam mobil 80-85 dB, dan suara deru mesin sepeda motor adalah 95 dB.

Level suara maksimum pada alat dengar pribadi, radio dan televisi yang sangat keras, suara kebisingan di konser dan tempat hiburan malam dapat mencapai 105-110 dB. Jika Anda terlalu sering terpapar suara keras di atas batas suara aman yaitu 85 dB, maka Anda dapat berisiko kehilangan pendengaran dalam waktu singkat.

Berapa lama batasan mendengar suara keras?

Selain volume suara, durasi mendengarkan suara juga menjadi faktor risiko gangguan pendengaran. Dilansir dari laman Health Harvard, seseorang dapat mendengarkan suara dengan paparan rata-rata 85 dB selama 8 jam. Namun jika Anda mendengarkan suara di atas level tersebut menggunakan headset, para ahli menganjurkan untuk mendengarkannya tidak lebih dari satu jam.

Tips mendengarkan musik yang aman

Anda tentu tidak ingin kehilangan pendengaran hanya karena memiliiki kebiasaan mendengarkan musik dengan headset sehari-hari. Untuk mencegah kerusakan telinga lebih lanjut akibat mendengarkan suara keras, Anda dapat mencoba beberapa tips berikut:

1. Sadari volume dan durasi saat mendengarkan musik atau suara keras

2. Gunakan headset hanya sekitar satu jam per hari 

3. Batasi volume suara maksimal 60% dari volume maksimal yang bisa diputar oleh headset

4. Pilih headset yang memiliki teknologi peredam bising dan memiliki bentuk ergonomis agar nyaman dipakai dalam waktu yang lama.

Mendengarkan musik melalui headset memang menyenangkan. Namun jangan sampai kebiasaan ini justru membahayakan pendengaran Anda dalam jangka panjang. Apabila Anda mengalami gangguan pendengaran, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter THT agar segera mendapat penanganan.***