Beda BBM Subsidi dan Non-Subsidi

Beda BBM Subsidi dan Non-Subsidi

WJtoday, Bandung - Berita mengenai BBM Kembali menarik perhatian akibat rencana pemerintah menghapus subsidi bahan bakar minyak atau BBM jenis Pertalite. Sebagai gantinya, subsidi akan dialihkan ke BBM jenis RON 92 atau Pertamax.

Sudah tahukah Anda seperti apa perbedaan BBM bersubsidi vs Non Subsidi? 

Di Indonesia, bahan bakar minyak atau BBM dibagi menjadi BBM subsidi dan non-subsidi. Kedua jenis itu dikategorikan dari segi bantuan pembiayaan dari pemerintah. 

Berikut adalah perbedaan antara BBM subsidi dan non subsidi:

BBM Subsidi

BBM subsidi merupakan bahan bakar minyak yang dibantu pemerintah melalui penggunaan dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN. Maka dari itu, pemerintah juga akan terlibat langsung dalam menentukan harga BBM Pertamina sekaligus juga menjamin ketersediaannya di pasar domestik.

Selain itu, BBM subsidi hanya diberikan kepada jenis tertentu. Untuk saat ini, ada dua jenis BBM subsidi di Indonesia. Yang pertama adalah bensin dengan oktan 90 (Pertalite) dan diesel dengan setana 48 (Biosolar). Kemudian, harga jual komoditinya lebih murah dari harga pasar serta penjualannya pun dibatasi dengan kuota serta hanya dapat digunakan oleh konsumen dari kalangan tertentu.

BBM Non Subsidi

Bahan bakar minyak ini merupakan bensin yang diperjualbelikan tanpa adanya campur tangan pemerintah dalam menetapkan harganya. Karena itu, setiap perusahaan penyedia bahan bakar minyak berhak bersaing secara sehat dengan mengacu pada UU Minyak dan Gas Bumi Nomor 22 Tahun 2001.

Terdapat beberapa produk yang dikeluarkan BBM non-subsidi, di antaranya Pertamax Turbo, Pertamina Dex, Dexlite, Pertamax, pelumas Fastron, serta Bright Gas. Produk ini menjadi rekomendasi untuk kendaraan yang dibatasi atau peralihan dari BBM subsidi.

Perbedaan BBM subsidi dan non-subsidi juga bisa dilihat dari kualitasnya, dimana semakin tinggi kadar oktannya menunjukkan semakin bagus kualitas BBM itu. Sementara BBM oktan rendah sangat berbahaya karena mampu menurunkan performa mesin dan menimbulkan polusi udara yang memicu berbagai penyakit, termasuk kanker.

Nah, untuk BBM bersubsidi pertalite atau solar ini untungnya memiliki angka oktan yang sedang. Sehingga ini menandakan kalau kualitasnya sudah cukup efektif digunakan berkendara di jalanan. Jenis BBM ini juga minim emisi gas buang yang ramah lingkungan dengan proses pembakaran efisien.

Namun, jika dibandingkan dengan BBM non-subsidi, jenis BBM yang dari pemerintah ini masih tergolong boros bahan bakarnya. Jadi, saat digunakan perjalanan jauh, kita membutuhkan asupan BBM yang lebih besar.

BBM non-subsidi lebih irit dipakai karena mengandung detergen di dalam formulanya yang berfungsi mengurangi jumlah kerak karbon. Sehingga, selain bisa merawat mesin dengan baik, bensinnya pun nggak cepat habis. Apalagi, dengan teknologi aditif ecosave technology, produk ini bisa melindungi tangkinya dari karat.***