Bela Israel di Konflik Gaza, Founder Victoria's Secret juga Bath & Body Works Stop Donasi ke Harvard

Bela Israel di Konflik Gaza, Founder Victoria's Secret juga Bath & Body Works Stop Donasi ke Harvard

WJtoday, Bandung - Aksi boikot berbagai produk dan brand yang diduga mendukung aksi agresi Israel ke Palestina semakin diserukan di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia.

Bahkan, baru-baru ini juga ramai ada seruan boikot untuk brand Bath & Body Works.

Dikabarkan, jika Leslie Wexner, miliarder Amerika Serikat pendiri merek Bath and Body Works, adalah salah satu tokoh di dunia bisnis yang mati-matian membela Israel.

Wexner sendiri membangun kekayaannya sebagai CEO dari L Brands, perusahaan terkemuka yang membawahi Victoria's Secret dan Bath & Body Works. Pada 1983, dia meluncurkan The Wexner Foundation dengan tujuan "memperkuat kepemimpinan orang-orang Yahudi," menurut situs web yayasan tersebut.

Baru-baru ini, Wexner menjadi sorotan setelah dia memutus hubungan dengan Harvard University karena menganggap kampus top dunia tersebut lebih berpihak pada Palestina. Dengan putusnya hubungan ini, maka Harvard tak akan lagi menerima kucuran dana dari The Wexner Foundation yang selama ini menjadi salah satu donatur terbesar mereka.

"Kami terkejut dan muak dengan kegagalan pemimpin Harvard dalam mengambil sikap yang jelas dan tegas terhadap pembunuhan biadab terhadap warga sipil Israel yang tak bersalah," kata para pemimpin Wexner Foundation, seperti dikutip dari CNN Internasional, Selasa (21/11/2023).

"Nilai-nilai yang kami anut sudah tak lagi sejalan dengan Harvard."

Menurut mereka, dalam beberapa tahun terakhir Harvard Kennedy School (HKS) tak lagi menjadi tempat yang aman untuk menyuarakan beragam perspektif. Dan karena itu, rekan-rekan Wexner merasa suara mereka dibungkam.

"Banyak rekan Israel kami yang tidak lagi merasa terpinggirkan di HKS," kata pernyataan itu. "Mereka merasa ditinggalkan."

Menanggapi kejadian ini, perwakilan dari Harvard Kennedy School merujuk pernyataan Presiden Harvard, Claudine Gay, dan dekan Kennedy School, Doug Elmendorf, yang mengatakan bahwa universitas menolak semua bentuk kekejaman dan terorisme.

"Orang-orang bertanya kepada saya di mana posisi kami. Jadi, biarkan saya menjelaskan. Universitas kami menolak terorisme, termasuk kekejaman barbar yang dilakukan oleh Hamas," kata Gay.

"Universitas kami menolak kebencian, termasuk kebencian terhadap orang Yahudi, kebencian terhadap Muslim, kebencian terhadap setiap kelompok orang berdasarkan agama, asal nasional, atau aspek identitas mereka," lanjut Gay.

Sebelumnya diketahui Pada Oktober lalu, koalisi kelompok mahasiswa Harvard University mengeluarkan surat pernyataan anti-Israel setelah serangan pada 7 Oktober 2023. Dalam surat tersebut, para mahasiswa menyalahkan Israel atas "serangan mematikan" yang dilakukan Hamas.

Surat tersebut pun mengundang berbagai kritik, fitnah, hingga dorongan untuk menarik dukungan mereka kepada Palestina.***