Kasus Kanker Serviks Kian Bertambah, Ini Pentingnya Imunisasi HPV

Kasus Kanker Serviks Kian Bertambah, Ini Pentingnya Imunisasi HPV

WJtoday, Jakarta - Data Globocan 2020 menunjukkan ada 36.633 kasus baru kanker serviks dengan kematian diperkirakan sebanyak 21.003 orang per tahun di Indonesia.

Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat 100 kasus baru dan 57 wanita meninggal akibat kanker leher rahim setiap hari-nya. Sebagai upaya untuk menekan laju kasus kanker serviks, pemerintah Indonesia memulai pelaksanaan program introduksi imunisasi HPV sejak tahun 2016.

World Health Organization (WHO) sendiri merekomendasikan untuk memasukkan vaksinasi HPV dalam program imunisasi dasar. Vaksin ini sangat membantu untuk mencegah dan menurunkan kejadian kanker genital, khususnya kanker serviks, meskipun tidak dapat mengobati infeksi HPV secara keseluruhan. 

Vaksin ini dapat diterima untuk anak laki-laki maupun perempuan yang memasuki masa remaja, serta orang dewasa yang belum pernah mendapatkan vaksinasi HPV atau baru menerima sebagian.

Program introduksi imunisasi HPV diikuti dengan perluasan cakupan imunisasi HPV secara nasional pada program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada Agustus 2023. Ketua Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI), Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K) menjelaskan, edukasi dan informasi terkait penyakit, pemberian imunisasi, dan keamanan vaksin HPV juga penting untuk dilakukan. 

"Dengan memberikan update informasi mengenai epidemiologi, beban penyakit HPV, manfaat pemberian imunisasi HPV, aspek keamanan vaksin HPV, teknik edukasi dan komunikasi yang efektif terkait imunisasi HPV, serta cara antisipasi hoaks diharapkan workshop ini dapat meningkatkan pengetahuan dan ilmu bagi tenaga kesehatan dalam penyelenggaraan program imunisasi nasional HPV," ujarnya.

Menyadari pentingnya edukasi kanker serviks bagi masyarakat, ITAGI bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan PB IDI serta organisasi profesi lintas sektoral mengadakan HPV Vaccine Confidence Workshop 2023 untuk mendukung tenaga kesehatan di Indonesia dengan target peserta dokter umum, dokter anak, bidan dan perawat yang bertugas di garda terdepan dalam melaksanakan program imunisasi HPV.

Direktur Pengelolaan Imunisasi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr. Prima Yosephine, MKM, mengatakan, peran tenaga kesehatan dalam kesuksesan Program Imunisasi Nasional HPV merupakan bagian yang penting. Terlebih saat ini, beban kanker serviks di Indonesia sangat besar dan program imunisasi nasional HPV dapat membuat pencegahan kanker serviks menjadi lebih efektif. 

"Peran tenaga kesehatan sangat penting untuk menyukseskan program imunisasi nasional tersebut. Tenaga kesehatan dapat berperan dalam berkoordinasi dengan lintas sektor di masing-masing daerah, seperti guru dan orang tua murid, untuk memberikan informasi terkait pentingnya imunisasi HPV," ujar dia.

Di Indonesia, ada dua jenis vaksinasi kanker HPV yang dapat membantu mencegah kanker serviks, bivalen dan tetravalen. Vaksinasi bivalen mencakup dua virus HPV, tipe 16 dan 18, yang mampu mencegah kanker serviks. Sedangkan, jenis  tetravalen dari HPV memiliki empat virus yang berbeda, tipe 6, 11, 16, dan 18,

Empat jenis virus dalam vaksinasi HPV berguna untuk melawan kanker serviks, dan kutil kelamin. Dosis tunggal vaksinasi HPV sudah cukup  dalam mencegah kanker serviks. Oleh karena itu, pemerintah membuat kewajiban untuk vaksinasi HPV, terutama kepada perempuan.

Mari kita turunkan angka kematian yang disebabkan oleh kanker serviks dengan melakukan vaksinasi kanker serviks yang dilakukan oleh pemerintah dan rumah sakit terdekat.***