Kemenkeu Siapkan Anggaran Perlindungan Sosial Rp479,1 Triliun untuk Antisipasi Resesi Global 2023

Kemenkeu Siapkan Anggaran Perlindungan Sosial Rp479,1 Triliun untuk Antisipasi Resesi Global 2023
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengalokasikan anggaran perlindungan sosial sebesar Rp479,1 triliun di 2023. Anggaran tersebut diarahkan untuk menjadi daya ungkit guna pengentasan kemiskinan dan kerentanan.

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, untuk anggaran perlindungan sosial di tahun depan sebesar Rp479,1 triliun memang sedikit lebih rendah dibanding tahun ini yang sebesar Rp502,6 triliun. 

"Itu karena tahun ini kita punya PCPEN yang memberikan tambahan Rp182,9 triliun, termasuk subsidi minyak goreng, tambahan bantuan sosial (bansos) pada saat menghadapi guncangan," katanya dikutip dari YouTube Kemenkeu, seperti ditulis Jumat (14/10/2022).

"Tahun depan full (anggaran) perlindungan sosial Rp479,1 triliun. Jadi, transformasi dari tiga tahun yang tadinya ada warna kuning atau PCPEN, sekarang totally belanja Kementerian/Lembaga reguler," Sri Mulyani menambahkan. 

Jika dilihat, saat masa pandemi Covid-19 di tahun 2020, 2021, dan 2022, pemerintah mengalokasikan dana PCPEN (Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional) masing-masing sebesar Rp276,1 triliun, Rp228 triliun, dan Rp182,9 triliun. 

Namun untuk 2023, tidak ada lagi anggaran PCPEN, sehingga anggaran perlindungan sosial tanpa PCPEN menjadi Rp479,1 triliun. 

Anggaran perlindungan sosial di tahun depan akan menyasar pada program prioritas untuk mempercepat penurunan kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan, dan pembangunan sumber daya manusia jangka panjang. Antara lain:

- Program Keluarga Harapan (PKH) sebanyak 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM)

- Program Kartu Sembako sebanyak 18,8 juta KPM

- Penerima bantuan iuran BPJS Kesehatan sebanyak 96,8 juta jiwa

- Program Indonesia Pintar (PIP) sebanyak 20,11 juta siswa

- Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah sebanyak 976,8 ribu mahasiswa

- Subsidi LPG sebanyak 8 juta metrik ton

- Subsidi listrik sebanyak 40,7 juta pelanggan

- Kartu Prakerja sebanyak 500 ribu peserta. 

Sekadar informasi, Sri Mulyani pernah mengungkapkan kabar yang tidak baik mengenai perekonomian dunia tahun depan. Bahkan, dia memastikan bahwa di 2023, ekonomi dunia akan mengalami resesi. 

"Resesi ini dipicu oleh banyak bank sentral negara di dunia yang secara bersamaan menaikkan suku bunga secara ekstrim. Hal ini kemudian memicu inflasi, yang kemudian membuat dunia pasti mengalami resesi di 2023," ungkapnya. ***