Minta Jangan Terkecoh dengan Omicron, WHO Peringatkan Varian Covid-19 Selanjutnya Akan Lebih Berbahaya

Minta Jangan Terkecoh dengan Omicron, WHO Peringatkan Varian Covid-19 Selanjutnya Akan Lebih Berbahaya
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan dunia untuk tidak terkecoh dengan karakter varian Omicron.

Varian Omicron dari segi gejala dan kesakitan memang cenderung lebih ringan, tapi WHO mengingatkan di masa depan varian virus yang berkembang lebih berbahaya.

Cakupan vaksinasi di negara-negara benua Afrika yang masih rendah, disebut WHO sebagai kondisi ideal untuk varian virus yang lebih menular dan berbahaya untuk muncul di masa depan.

“Faktanya, kondisinya ideal untuk varian yang lebih menular dan lebih berbahaya untuk muncul," kata Dirjen WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam gelaran Munich Security Conference Jumat 18 Februari kemarin, seperti dikutip dari Newsweek pada Minggu (20/2/2022).

Ia menambahkan, cakupan vaksin yang tinggi di beberapa negara terutama negara-negara maju dan kaya di dunia dan tingkat keparahan Omicron yang lebih rendah mendorong pemahaman yang  berbahaya di kalangan masyarakat global, seolah bahwa pandemi Covid-19 sudah berakhir.

WHO menekankan nyatanya pandemi Covid-19 belum berakhir. Berkaca pada kondisi parah yakni ketika 70 ribu orang meninggal setiap minggunya,  83 persen populasi Afrika belum menerima vaksinasi Covid-19, hingga sistem kesehatan masyarakat yang padat dan sibuk.

Menurut para pejabat WHO, negara-negara dengan cakupan vaksinasi tinggi akan memiliki rasa aman yang salah jika di satu sisi negara lainnya masih memiliki tingkat vaksinasi yang rendah. Sebab virus yang menyebar dengan cepat di mana saja akan menyebabkan varian baru yang mungkin lebih mematikan yang bahkan bisa punya kemampuan untuk menghindari perlindungan dari vaksin.

Patut menjadi perhatian, mayoritas negara-negara Afrika saat ini cakupan vaksinasinya kurang dari 20 persen populasi. Begitu juga dengan beberapa negara di Eropa Timur yang juga memiliki tingkat vaksinasi yang sangat rendah.

Tanpa kedua vaksinasi yang meningkat di negara-negara tersebut, WHO menyakini penyakit infeksi Covid-19 akan terus berkembang dengan kecepatan tinggi.***