Puasa Ramadan di Rumah Sebagai Benteng Menghadapi Covid-19

Puasa Ramadan di Rumah Sebagai Benteng Menghadapi Covid-19
WJtoday, Bandung - Tanggal 24 April 2020 lalu kita mulai menjalankan ibadah puasa Ramadan, ibadah puasa yang secara rutin setiap tahun dilaksanakan.  Puasa bagi badan kita diibaratkan sebagai media pencucian diri yang dilaksanakan selama sebulan penuh hidup setelah dalam waktu sebelas bulan sebelumnya badan kita berkelindan dalam suasana kehidupan yang kadang normal, atau kurang terkontrol dalam memperhatikan kondisi tubuh  dan  keseimbangan mental. 

Pada bulan puasa ini, tubuh dan jiwa kita dicelup selama sebulan penuh agar bersih dan suci lahir dan batin. Puasa sebagai tradisi atau kegiatan umat manusia, yang memang tidak hanya dilaksanakan umat Islam saja, tetapi juga oleh umat yang lain, “umat sebelum kamu”, sebagaimana  dibahasakan dalam Quran:  

Puasa bertujuan meningkatkan ketaqwaan, maka apabila setelah berpuasa tidak memperhatikan tujuan dalam mencapai tingkat ketaqwaan tersebut  maka puasa pada dasarnya hanya mendapatkan lapar dan dahaga saja, sehingga kita perlu berpuasa yang benar.

Pada tahun 2020 ini, kita puasa dalam suasana yang berbeda dari biasanya yang dilaksanakan sebelumnya. Puasa Ramadhan 1441H ini dilaksanakan bersamaan dengan suasana umat manusia di dunia menghadapi  wabah COVID-19.  

COVID-19 sebagai penyakit  yang secara global telah  menjangkiti  sebanyak 213 negara/kawasan, dengan jumlah penderita kasus yang terkonfirmasi jutaan  orang,  dengan kematian  sudah lebih dari tiga ratis jiwa.

Kita harus meningkatkan kewaspadaan menghadapi penyakit COVID-19 ini, karena saat ini Indonesia  telah terjangkit pun telah terlanda pandemi virus yang mematikan tersebut.

World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia  telah mendeklarasikan COVID-19 ini sebagai pandemi pada tanggal 9 Mret 2020. Yang maksudnya, virus corona ini telah menyebar secara luas di dunia. 

Mementum Ramadan tahun 2020 ini mari digunakan untuk memperkuat ketahanan tubuh kita dan keluarga kita  agar mampu kuat menghadapi bencana COVID-19. Tinggal di rumah selama puasa Ramadan  tahun 2020 ini akan membantu memutus mata ratai penyebaran virus COVID-19.  Untuk itu penting untuk menjadikan 'rumahku adalah surgaku (Baiti Jannati)'. 

Dalam suasana puasa Ramadan tahun 2020 yang bertepatan menghadapi pandemi COVID-19 ini, kita jadikan rumah kita masing-masing sebagai tempat istirahat dan menikmati kebersamaan bersama keluarga. Rumah sebagai ruang dan benteng untuk memperkuat imunitas anggota keluarga dalam menghadapi COVID-19. 

Rumah sebagai tempat yang menyenangkan dan nyaman bagi anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa betah untuk tinggal di rumah, tidak ingin keluar rumah.

Hal-hal yang perlu dilakukan agar anggota keluarga betah di rumah antara lain: 
1) Adaptasi fisik untuk melaksanakan hal-hal positif di rumah, seperti adaptasi anak untuk belajar di rumah.  Gunakan rumah sebagai ruang beribadah mendekatkan diri untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah. Melaksanakan ibadah sholat tarawih, mengaji, mendalami agama bersama keluarga di rumah, makan bersama anggota keluarga, makan yang bergizi dan minum yang cukup, berolah raga bermain dengan sinar matahari pagi. Makan bergizi tidak harus mahal, dengan bahan- bahan yang murah ada di sekitar kita. 

2) Menjaga keeratan dan kelekatan dalam keluarga. Agar keluarga semakin erat dan lekat dapat dibangun melalui komunikasi dan interaksi yang baik. Ciptakan suasana dan perlakuan kepada individu-individu sebagai anggota keluarga sama dan tidak pilih kasih. 

3) Menjaga tradisi dan kebiasaan positif dalam keluarga di rumah, seperti kerja bersama dengan gotong royong yang menciptakan menggembirakan, saling peduli, saling menasehati yang dapat meningkatkan ketergantungan, keakraban, kekompakan dan kebersamaan dalam keluarga. 

4) Mengubah gaya hidup keluarga yang lebih sederhana dengan cara melakukan penghematan semua pengeluaran, masak makanan untuk dan bersama keluarga, merawat dan memanfaatkan pekarangan, hindari pemborosan dan hutang agar dapat bertahan hidup, 

5) Mengelola aktivitas anggota keluarga dengan mengatur waktu dan kegiatan sebaik mungkin. Memberi ruang untuk kegiatan individu dan kegiataan bersama keluarga seperti makan bersama. Untuk menghindari kejenuhan maka ciptakan waktu untuk kegiatan yang sifatnya pribadi dan disukai aggota keluarga, yang telah di sepakati bersama. ***
* Syahrir (Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat)