Sejumlah Aset Bangunan Pemda Majalengka Terbengkalai, Bupati Soroti Lambannya Kinerja Pegawai

Sejumlah Aset Bangunan Pemda Majalengka Terbengkalai, Bupati Soroti Lambannya Kinerja Pegawai

WJtoday, Majalengka - Banyak bangunan gedung bernilai puluhan miliar rupiah di Kabupaten Majalengka, yang tidak dimanfaatkan sama sekali. Padahal bangunan tersebut sudah didirikan bertahun-tahun dan kini  terbengkalai.

Hal tersebut dikemukakan Bupati Majalengka Karna Sobahi saat rapat pengawasan bidang anggaran bersama seluruh OPD dan perusahaan daerah, di Gedung Yudha Karya Abdi Negara, Senin (6/3/2023) kemarin.

Ia menyebutkan, bangunan baru yang kini terbengkalai bertahun-tahun tersebut di antaranya adalah gerai pusat oleh-oleh yang berada di depan Pasar Lawas Majalengka. Semula gerai itu diserahkan pengelolaannya kepada Dinas Ketenagakerjaan dan Usaha Kecil Menengah (UKM), namun akhirnya pengelolaan dialihkan ke PT SMU sebagai perusahaan milik daerah.

Kemudian bangunan yang tidak dimanfaatkan adalah rest area di Cikebo yang dibangun dengan anggaran lebih dari Rp 5 miliar. Namun kini sepi tidak pernah ada aktivitas apapun, hingga bangunan pun menjadi kumuh.

Begitu pula dengan penataan pedagang kaki lima (PKL) yang sudah disediakan di ruas jalan antara DPRD dan Perum Perhutani, tempat tersebut kini tetap kosong, sementara PKL memenuhi kawasan jalan di Alun-alun Majalengka.

Bupati juga menyoroti Rumah Sakit (RS) Talaga yang sudah dibangun dua tahun lalu, namun belum dimanfaatkan sama sekali. Rumah sakit ini sedianya diperuntukan bagi masyarakat wilayah selatan Majalengka yang sebelumnya menuntut dibangun rumah sakit untuk memfasilitasi pelayanan masyarakat di sana yang selama ini memilih berobat ke wilayah Kuningan, karena ke Majalengka jaraknya cukup jauh.

Sehingga dengan dibangunnya rumah sakit yang tempatnya lebih representatif, juga untuk memberikan pelayanan maksimal dan jarak lebih dekat.

“Semua gedung, semua bangunan kalau tidak terawat bakal rusak lagi,”katanya.

Karna menyesalkan lambannya pegawai dalam menyesuaikan tugas pekerjaan yang harusnya segera mengeksekusi setiap pekerjaan. Padahal seharusnya, pengelola yang ditunjuk segera merespon persoalan dan pekerjaan yang harus dihadapinya.

“Nilai bangunan tersebut semuanya menelan biaya miliaran, kini tidak dimanfaatkan padahal gedung dibangun sudah bertahun-tahun,” katanya.
Ia berharap, RS Talaga bisa segera dimanfaatkan dan jika terjadi kekurangan hanya sedikit dapat segera di tambah fasilitasnya.***