Sejumlah Fraksi DPRD Kritik Kinerja APBD Jabar 2022

Sejumlah Fraksi DPRD Kritik Kinerja APBD Jabar 2022

WJtoday, Bandung – Beragam pandangan muncul dari setiap fraksi terhadap Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2022 dalam rapat paripurna, Kamis 6 Juli 2023. Mulai dari mengapresiasi capaian program hingga mengkritisi sejumlah program yang dinilai belum maksimal.

Gubernur Ridwan Kamil menanggapi santai cecaran pertanyaan dari fraksi-fraksi DPRD Provinsi Jawa Barat, terkait pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2022 tersebut.

Emil mengklaim, bahwa pelaksanaan dan pemanfaatan APBD 2022 telah berjalan secara optimal, serta sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

"Pencapaian terbaik, diatas 96 persen. Pendapatan melebih target WTP. Itu kan sebenarnya mah prestasi," ucapnya.

Diketahui Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Jawa Barat (Jabar) melontarkan sejumlah kritik terhadap capaian kinerja Pemprov Jabar di tahun anggaran 2022.

Hal itu disampaikan dalam rapat paripurna pandangan fraksi terhadap Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2022, Kamis (6/7).

Juru bicara Fraksi PKS DPRD Jabar Iin Nur Fatinah mengungkapkan, capaian predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK terkait APBD sebanyak 12 kali di satu sisi memang cukup membanggakan. Tetapi di sisi lain juga perlu diperhatikan aspek relevansi kepada kesejahteraan masyarakatnya.

“WTP lebih ke kesesuaian akuntabilitas tapi belum tentu ke relevansi langsung terhadap pertanggungjawaban kepada rakyat,” terangnya dalam paripurna tersebut.

Iin mencontohkan, di 2022 lalu banyak jalan-jalan provinsi yang perawatannya tidak dianggarkan dengan baik, sehingga banyak jalan provinsi yang rusak dan baru diperbaiki tahun 2023.

Demikian pula anggaran untuk Lampu Penerang Jalan Umum (PJU) yang tidak memadai. Banyak warga yang mengeluh karena gelap dan kerap kali muncul kejahatan.

Tapi di sisi lain sejumlah program mercusuar pembangunan fisik banyak digeber. Seperti Masjid Al Jabbar dan revitalisasi alun-alun.

“Kami satu sisi mengapresiasi kesuksesan proyek mercusuar infrastruktur fisik tersebut, namun kami juga meminta agar ada keseimbangan kebijakan anggaran Gubernur khususnya yang menjadi tanggung jawab pemprov,” jelasnya.

Iin melanjutkan, fraksinya juga mempertanyakan terkait relevansi kenaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan sejumlah indikator lain di lapangan yang masih perlu perhatian.

Seperti angka harapan hidup, rata-rata lama sekolah, angka melek huruf, masyarakat yang masih miskin, angka pengangguran, daya beli masyarakat, mutu pendidikan, hingga pemerataan pembangunan kota kabupaten.

Iin juga tidak luput menyoroti Program Petani Milenial.

“Satu sisi dicitrakan baik tapi masih banyak laporan petani milenial yang tidak dibantu secara tuntas,” katanya.

Ketua Fraksi PKS Jabar Haru Suandaru menambahkan, semestinya capaian sejumlah indikator yang ada bisa diselaraskan dengan asa kemanfaatan terhadap kesejahteraan masyarakat.

Karena itu Fraksinya dalam penyampaian pandangan umum itu sengaja menyoroti sejumlah program yang telah dilaksanakan pemprov.

Termasuk menekankan agar capaian sejumlah indikator yang ada juga dibandingkan dengan beberapa indikator lain di masyarakat.

Haru mencontohkan, indikator terkait IPM memang ada peningkatan tapi fakta lain di Jabar masih ada pengangguran, hingga masih ada persoalan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Satu sisi mengapresiasi kesuksesan proyek mercusuar infrastruktur fisik. Tapi kami minta keseimbangan kebijakan anggaran karena pada akhirnya seberapa sejahtera rakyat Jawa Barat bukan seberapa mentereng fisiknya,” ungkapnya.

Sementara itu Fraksi Gerindra menyoroti Masih tingginya penduduk miskin di Jabar.

"Masih tingginya penduduk miskin Jabar yang ditargetkan pada tahun 2022 sebesar 6,39 sampai 6,06 persen, menurut BPS pada September 2022 sebesar 7,98 persen, atau 4 juta orang masuk kategori miskin," kata perwakilan dari fraksi Gerindra, Rizki Apriwijaya.***