Sumedang Dapat Bantuan Benih dan Alat Pertanian Senilai Rp7,06 miliar dari Kementan

Sumedang Dapat Bantuan Benih dan Alat Pertanian Senilai Rp7,06 miliar dari Kementan

WJtoday, Sumedang - Pemkab Sumedang mendapat bantuan benih dan alat pertanian dari Kementerian Pertanian (Kementan) senilai  Rp7,06 miliar. 

Bantuan secara simbolis diterima Plh Pj Bupati Sumedang Tuti Ruswati dari Menteri Pertanian (Mentan) Indonesia Andi Amran Sulaiman meninjau pompanisasi di areal pesawahan Desa Marongge. Kecamatan Tomo,  pada akhir pekan lalu.

Plh Pj Bupati Tuti bersyukur, Sumedang mendapat bantuan alat pertanian dan benih selain  pompanisasi dari Kementerian Pertanian.

“Bantuan ini bisa meningkatkan produksi pangan dan membantu para petani,” kata Tuti dalam rilis, dikutip Jumat (12/4/2024).

Bantuan yang diberikan Kementan  berupa benih padi senilai Rp 2,02 miliar untuk 5.945 hektare, benih jagung untuk 5.131 hektare senilai Rp 4,61 miliar dan satu unit mesin perontok padi  senilai senilai Rp 430 juta.

Saat kunjungan ke Sumedang, Mentan Andi Amran Sulaiman mengecek pompanisasi di Desa Marongge, Kecamatan Tomo. 

“Saya mengecek pompanisasi di Sumedang yang sudah berjalan dengan baik. Turun ke lapangan untuk mengecek memastikan contoh bangunan pompa,” kata ungkap Andi Amran.

Areal sawah di Desa Marongge merupakan sawah tadah hujan yang hanya bisa panen satu kali selama setahun. Dengan pompanisasi dari Sungai Cilutung diharapkan bisa panen tiga sampai empat kali dalam setahun. 

Pompanisasi dari Sungai Cilutung bisa mengalirkan air 20 liter per detik untuk mengairi 51,6 hektare sawah di Desa Marongge.

Menurutnya, pompanisasi di Sumedang  merupakan contoh pompanisasi terbaik yang  dikunjungi. 

“Ini cara pasang pompanya dan terbaik hasilnya selama kami keliling. Kami minta kepada seluruh jajaran Kementan pemasangan pompa di Sumedang menjadi contoh di seluruh Indonesia ini yang benar,” terangnya.

Mentan menyebutkan, potensi sawah di Jawa Barat seluas 343 ribu hektare. Maka jika 300 ribu hektar bisa diairi, maka akan meningkatkan produktivitas padi hingga 200 persen, dan nilainya mencapai Rp 15 triliun. 

"Bisa dibayangkan kalau Rp 15 triliun ini bergerak maka akan ada multiflayer efek, ekonomi bergerak di tingkat desa dan menjadi kebahagian petani,” tandasnya.  ***