Renungan Jumat

Surga yang Dirindukan

Surga yang Dirindukan
Lihat Foto

WJtoday, Bandung - Surga adalah negeri kemuliaan yang abadi, negeri yang penuh dengan kenikmatan yang sempurna, negeri yang tak ada cela sedikitpun di dalamnya. 

Surga adalah cahaya yang berkilauan di dalamnya, aroma wangi yang semerbak, istana-istana mewah yang berdiri di atasnya, sungai-sungai yang mengalir indah, buah-buah yang senatiasa mudah untuk dipetik para penduduknya, bidadari-bidadari yang cantik dan jelita, dan berbagai kenikmatan-kenikmatan yang tidak pernah ada mata yang melihatnya, tidak pernah oleh terdengar oleh telinga ataupun tergambar sedikitpun dalam hati manusia.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – « يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى أَعْدَدْتُ لِعِبَادِى الصَّالِحِينَ مَا لاَ عَيْنٌ رَأَتْ ، وَلاَ أُذُنٌ سَمِعَتْ ، وَلاَ خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ ، ذُخْرًا ، بَلْهَ مَا أُطْلِعْتُمْ عَلَيْهِ » . ثُمَّ قَرَأَ ( فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِىَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ )

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, “Allah Ta’ala berfirman: Aku sediakan bagi hamba-Ku yang shalih berbagai kenikmatan yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terbetik dalam benak manusia. Kalau kalian mau, bacalah, ‘Tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” (QS. As-Sajdah: 17)


Impian setiap mukmin

Setiap orang beriman pasti merindukan tempat kembali yang baik, setelah kematiannya. Merindukan berbagai kenikmatan yang telah dipersiapkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala di akhirat. Sebagaimana yang senantiasa dilantunkan dalam setiap do’a orang beriman :

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ

“Ya Allah, aku memohon kepada Engkau Surga dan berlindung kepada Engkau dari api Neraka.” [HR. Abu Daud no. 762]

Untuk semakin menambah keimanan kita tentang surga dan menambah kerinduan kita kepadanya sehingga semakin bersemangat dalam beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala, maka kami akan paparkan sekelumit pemandangan surga dan berbagai kenikmatan yang telah disebutkan Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya shalallahu ‘alaihi wassalam.


Wanginya surga

Mendengar kata Surga (Al-Jannah) pasti pikiran kita membayangkan keindahan dan kenikmatan. Ya, surga memang identik dengan kenikmatan sampai-sampai Rasulullah berkata bahwa kenikmatan surga itu tidak dapat dibayangkan. Beliau berkata surga itu adalah cahaya yang menyala-nyala dan berbau harum, memiliki istana yang kokoh, sungai yang luas, buah-buahan yang banyak lagi harum, pasangan suami istri yang gagah dan cantik, serta pakaian yang bagus lagi indah, di tempat yang kekal dan indah, di tingkat-tingkat yang tinggi lagi terpuji. 

Sewangi-wanginya aroma parfum di dunia tak ada yang dapat menandingi baunya surga. 

Dalam satu hadis, Rasulullah bersabda: "Tanah surga itu licin putih, kasturi murni." (HR Muslim). 

Aroma bau surga ini dapat dicium dari jarak perjalanan 100 tahun. 

Masya Allah, tak dapat dibayangkan seperti apa harumnya surga yang dijanjikan Allah bagi orang yang bertakwa. 

"Ada 100 derajat di dalam surga . Sesuatu (jarak) di antara tiap 2 derajat itu 100 tahun perjalanan." (HR Tirmidzi) 

Dalam hadis lain, Nabi bersabda: "Barangsiapa yang mengaku-ngaku memiliki hubungan nasab kepada selain ayahnya, maka surga menjadi haram baginya, padahal bau surga dapat dicium sepanjang jarak perjalanan 500 tahun." (HR Ibnu Majah No 2601).

Di riwayat lain, beliau bersabda: "Barangsiapa membunuh seorang kafir mu'ahad, maka ia tidak dapat mencium aroma surga. Dan sesungguhnya aroma surga dapat dirasakan dari jarak perjalanan selama 40 tahun." (HR Ibnu Majah No 2676).

Dari Abu Hurairah, Nabi bersabda: "Ketahuilah, barangsiapa membunuh seseorang yang terikat janji dengan kaum muslimin dan memiliki jaminan keamanan dari Allah dan RasulNya, maka ia telah melanggar perlindungan Allah dan ia tidak akan mencium bau surga, dan sesungguhnya baunya dapat dicium sejauh perjalanan 70 masa." (Hadis Jami' at-Tirmidzi No 1323).

Rasulullah juga menyampaikan salah satu sifat surga. "Tempat cambuk di surga , lebih baik daripada dunia seisinya." (HR Ibnu Majah No. 4321).

Pintu-pintu surga

Surga memiliki pintu-pintu. Akan masuk ke dalamnya orang-orang yang dalam hatinya memiliki iman. Mereka masuk sebagaimana para malaikat masuk ke dalamnya.

جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا وَمَنْ صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ وَالْمَلائِكَةُ يَدْخُلُونَ عَلَيْهِمْ مِنْ كُلِّ بَابٍ (23) سَلامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ (24) }

“(Yaitu) Surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya, dan anak cucunya, sedangkan malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan), (23) “Keselamatan terlimpahkan kepada kalian berkat kesabaran kalian.” Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.(24) {QS. Ar Ra’d : 23-24}.

Begitu juga firmanNya :

وَإِنَّ لِلْمُتَّقِينَ لَحُسْنَ مَآبٍ (49) جَنَّاتِ عَدْنٍ مُفَتَّحَةً لَهُمُ الأبْوَابُ (50)

Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa, benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik, (yaitu) surga “Adn’ yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka. {QS. Shad : 49-50}.

وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا ۖ حَتَّىٰ إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ

Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.” {Az Zumar : 73}

Diriwayatkan dari ‘Ubadah bin Ash Shamit radhiyallahu’anhu Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,:

“مَنْ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللَّهِ وَابْنُ أَمَتِهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ، وَأَنَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ، وَأَنَّ النَّارَ حَقٌّ؛ أَدْخَلَهُ اللَّهُ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ شَاءَ

”Barangsiapa mengucapkan ”Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Serta Isa adalah hamba Allah dan anak salah satu hamba-Nya. Kalimat-Nya disampaikan kepada Maryam dan ruhnya berasal dari Allah. (Ia juga bersaksi) bahwa surga adalah benar adanya, neraka juga benar adanya; niscaya Allah akan memasukkannya ke surga dari delapan pintunya manapun yang ia kehendaki.” (HR. Muslim).

Diantara 8 pintu tersebut ada yang namanya ar rayyan yang Allah peruntukan untuk mereka yang gemar berpuasa, tidak akan masuk ke dalamnya selain dari mereka.

عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ – رضى الله عنه – عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « فِى الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ لاَ يَدْخُلُهُ إِلاَّ الصَّائِمُونَ »

Dari Sahl bin Sa’ad ia berkata, Rasulullah bersabda : “Di dalam surga ada delapan pintu, diantaranya ada yang bernama ‘ar-Rayyan’. Pintu itu tidak dimasuki kecuali hanya oleh orang-orang yang berpuasa.” (HR. Al-Bukhari no.3257)

Pintu-pintu lainnya adalah pintu untuk orang-orang yang senantiasa mengerjakan shalat, pintu bagi mereka yang rajin bersedekah, pintu untuk para mujahid di jalan Allah subhanahu wa ta’ala.

Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ نُودِىَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَا عَبْدَ اللَّهِ ، هَذَا خَيْرٌ . فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلاَةِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الصَّلاَةِ ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ ، وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِىَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ

“Barangsiapa yang berinfaq dengan sepasang hartanya di jalan Allah maka ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga, ‘Hai hamba Allah, inilah kebaikan.’ Maka orang yang termasuk golongan ahli shalat maka ia akan dipanggil dari pintu shalat. Orang yang termasuk golongan ahli jihad akan dipanggil dari pintu jihad. Orang yang termasuk golongan ahli puasa akan dipanggil dari pintu Ar-Rayyan. Dan orang yang termasuk golongan ahli sedekah akan dipanggil dari pintu sedekah.”

Dari Abu Hurairah, dalam hadits tentang syafaat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dikatakan,

يَا مُحَمَّدُ أَدْخِلِ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِكَ مَنْ لاَ حِسَابَ عَلَيْهِ مِنَ الْبَابِ الأَيْمَنِ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ وَهُمْ شُرَكَاءُ النَّاسِ فِيمَا سِوَى ذَلِكَ مِنَ الأَبْوَابِ

“Wahai Muhammad, suruhlah umatmu (yaitu) orang-orang yang tidak dihisab untuk masuk ke dalam surga melalui pintu Al-Ayman yang merupakan di antara pintu-pintu surga. Sedangkan pintu-pintu yang lain adalah pintu surga bagi semua orang.” (HR. Bukhari no. 3340, 3361, 4712 dan Muslim no. 194)

Begitu juga hadits dari Rawh bin ‘Ubadah, dari Asy’ats, dari Al-Hasan Al-Bashri secara mursal,

إِنَّ للهِ بَاباً فِي الجَنَّةِ لاَ يَدْخُلُهُ إِلاَّ مَنْ عَفَا عَنْ مَظْلَمَةٍ

“Sesungguhnya Allah memiliki sebuah pintu di surga, tidaklah yang masuk melaluinya kecuali orang-orang yang memaafkan kezaliman.” (Diriwayatkan oleh Ahmad).

Orang yang Pertama Kali Masuk Surga

Dari Annas bin Malik radiyallahu ‘anhu, ia berkata bawa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

آتِي بَابَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَسْتفْتِحُ ، فَيَقُولُ الْخَازِنُ : مَنْ أَنْتَ؟ فَأَقُولُ : مُحَمَّدٌ ، فَيَقُولُ: بِكَ أُمِرْتُ لَا أَفْتَحُ لِأَحَدٍ قَبْلَكَ

“Pada hari Kiamat nanti, aku akan mendatangi pintu Surga, kemudian aku meminta untuk dibukakan (pintunya), maka penjaganya bertanya : ‘Siapa Anda?’ Aku menjawab : ‘Muhammad’. Selanjutnya dia berkata : ‘Hanya untukmu aku diperintahkan agar membuka pintu ini dan dilarang bagi seorangpun sebelummu”. (HR. Muslim no. 188).

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَنَا أَكْثَرُ الأَنْبِيَاءِ تَبَعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ يَقْرَعُ بَابَ الْجَنَّةِ

“Saya adalah nabi yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat. Dan saya orang yang pertama kali mengetuk pintu surga.” (HR. Muslim 505, Ibnu Hibban 6481 dan yang lainnya).

Surga Itu Bertingkat-Tingkat

وَمَنْ يَأْتِهِ مُؤْمِنًا قَدْ عَمِلَ الصَّالِحَاتِ فَأُولَٰئِكَ لَهُمُ الدَّرَجَاتُ الْعُلَىٰ

“Dan barangsiapa datang kepada Tuhannya dalam keadaan beriman, lagi sungguh-sungguh telah beramal saleh, maka mereka itulah orang-orang yang memperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia),” {Q.S. Tha ha : 75}

لَا يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ ۚ فَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ عَلَى الْقَاعِدِينَ دَرَجَةً ۚ وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَىٰ ۚ وَفَضَّلَ اللَّهُ الْمُجَاهِدِينَ عَلَى الْقَاعِدِينَ أَجْرًا عَظِيمًا (95) دَرَجَاتٍ مِنْهُ وَمَغْفِرَةً وَرَحْمَةً ۚ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (96)

“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai ‘uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar, (95) (yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya, ampunan serta rahmat. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(96) {QS. An Nisa : 95-96}

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” { Al Mujadillah : 11}

Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ’anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ فِي الْجَنَّةِ مِائَةَ دَرَجَةٍ أَعَدَّهَا اللَّهُ لِلْمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِهِ كُلُّ دَرَجَتَيْنِ مَا بَيْنَهُمَا كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَسَلُوهُ الْفِرْدَوْسَ فَإِنَّهُ أَوْسَطُ الْجَنَّةِ وَأَعْلَى الْجَنَّةِ وَفَوْقَهُ عَرْشُ الرَّحْمَنِ وَمِنْهُ تَفَجَّرُ أَنْهَارُ الْجَنَّةِ

“Sesungguhnya di dalam surga terdapat seratus derajat yang Allah persiapkan bagi para mujahidin di jalan-Nya, yang jarak antara setiap dua derajat bagaikan antara langit dan bumi, maka jika kalian meminta Allah, mintalah surga firdaus, sebab firdaus adalah surga yang paling tengah dan paling tinggi, di atasnya ada singgasana Ar-Rahman, dan daripadanya sungai surga memancar.” (HR. Al-Bukhari No.2790)

Dari Abu Sa’id al-Khudri radhiallahu ’anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, :

إنُّ اهل الدرجات العلى يراهم من هو اسفل منهم كما ترون الكواكب الطالع في افق السماء , و انّ ابا بكر و عمر منهم و انعما

“Sesungguhnya ahli surga itu saling melihat antar kamar dan atasnya, sebagaimana saling memandangnya bintang-bintang yang beredar dan yang tetap di ufuk timur atau barat karena di antara mereka saling memiliki kelebihan.” Para shahabat bertanya, “Wahai Rasulallah, apakah di sana ada posisi yang khusus bagi para Nabi, yang orang lain tidak akan bisa sampai ke sana?” Rasulallah menjawab, “Tidak demikian, demi Dzat yang diriku berada di kekuasaan-Nya. Para Nabi akan berada satu posisi bersama orang-orang yang beriman kepada Allah dan yang membenarkan para Rasul itu.” (HR. Al-Bukhari).

Orang-Orang Yang Tidak Bisa Mencium Bau Surga

Surga adalah tujuan terakhir yang dijanjikan Allah kepada orang Mukmin. Namun, ada orang-orang yang tidak bisa mencium bau surga saja tidak bisa. Siapakah mereka?

1. Orang yang sombong

Orang yang sombong, ia tidak bisa masuk surga. Juga tidak bisa mencium bau surga.

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ»

“Tidak akan masuk ke dalam surga seseorang yang di dalam hatinya ada setitik kesombongan.” HR. Muslim, no. 275

2. Orang yang mencari ilmu akhirat untuk tujuan duniawi

مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنْ الدُّنْيَا لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَعْنِي رِيحَهَا

“Barangsiapa menuntut ilmu yang seharusnya untuk Allah, namun ia tidak menuntutnya kecuali untuk mencari dunia, maka pada hari kiamat ia tidak akan mendapatkan bau surga.” (HR. Ibnu Majah dishahihkan Al-Albany)

3. Menisbatkan nasab bukan kepada ayahnya

Islam melarang umatnya menisbatkan nama kepada nama orang tua angkat

مَنْ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ أَبِيهِ لَمْ يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ قَدْرِ سَبْعِينَ عَامًا أَوْ مَسِيرَةِ سَبْعِينَ عَامًا قَالَ وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ

“Barangsiapa mengaku keturunan dari orang lain yang bukan ayahnya sendiri tidak akan mendapatkan bau surga. Padahal bau surga telah tercium pada jarak tujuh puluh tahun, atau tujuh puluh tahun perjalanan.” (HR. Ahmad dishahihkan Al-Albany di Sohihul Jami’5988)

4. Wanita yang berpakaian tapi telanjang

Kelompok wanita yang berpakaian tapi telanjang ini tidak pernah dijumpai beliau. Dan kini, sabda beliau terbukti. Banyak wanita yang model demikian di zaman sekarang.

Rasulullah bersabda: “Dua golongan penghuni neraka yang belum pernah aku lihat; kaum membawa cambuk seperti ekor sapi, dengannya ia memukuli orang dan wanita-wanita yang berpakaian (tapi) telanjang, mereka berlenggak-lenggok dan condong (dari ketaatan), rambut mereka seperti punuk unta yang miring, mereka tidak masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan sejauh ini dan ini.” (HR. Muslim, 2128)

Nabi bersabda: “Perempuan yang memakai baju tetapi telanjang, dan dia memandang lelaki lain, dan membuatkan lelaki-lelaki lain terpandang kepadanya, maka perempuan ini tidak akan cium bau surga. Sedangkan bau surga sudah pun boleh dibau dari jarak 500 tahun perjalanan.” (HR Bukhari dan Muslim)

5. Orang yang menyemir rambutnya, dengan warna hitam

يَكُونُ قَوْمٌ يَخْضِبُونَ فِي آخِرِ الزَّمَانِ بِالسَّوَادِ كَحَوَاصِلِ الْحَمَامِ لَا يَرِيحُونَ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ

“Pada akhir zaman nanti akan ada orang-orang yang mengecat rambutnya dengan warna hitam seperti warna mayoritas dada merpati, mereka tidak akan mendapat bau surga.” (HR. Abu Daud dishahihkan Al-Albany)

6. Wanita yang minta cerai dari suaminya tanpa alasan

أَيُّمَا امْرَأَةٍ سَأَلَتْ زَوْجَهَا الطَّلَاقَ مِنْ غَيْرِ مَا بَأْسٍ فَحَرَامٌ عَلَيْهَا رَائِحَةُ الْجَنَّةِ

“Siapa pun wanita yang meminta talak pada suaminya tanpa alasan maka bau surga haram baginya.” (Abu Daud dishahihkan Al-Albany, 1187)

7. Orang yang membunuh kafir mu’ahad, dan kafir dzimmy

Islam sangat menjunjung kesetiaan dan perdamaian. Islam melindungi hak-hak manusia sebagaimana diatur dalam syariat. Maka seorang muslim tidak boleh membunuh orang kafir yang terikat perjanjian dengan pemerintah Islam (kafir mu’ahad). Jika seorang muslim membunuh kafir mu’ahad, ia terancam tidak bisa mencium bau surga.

مَنْ قَتَلَ مُعَاهَدًا لَمْ يَرَحْ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ

“Barangsiapa membunuh orang kafir mu’ahad, maka dia tidak akan mencium bau wangi surga” (HR. Bukhari, 3166)

Sabda Rasulullah, “Barangsiapa membunuh kafir zimmi maka tidak akan mencium baunya surga. Sesungguhnya baunya surga itu bias dicium sejauh perjalanan 40 tahun” (Hadis Riwayat Imam Ahmad disohihkan Al-Albany di At-Tarhib, 2452)

8. Orang-orang yang mendurhakai kedua ibu bapanya, wanita yang berpenampilan menyerupai laki-laki dan dayyuts.

ثلاثةٌ لا ينظرُ اللهُ إليهمْ يومَ القيامةِ : العاقُّ لوالديهِ والمرأةُ المُتَرَجِّلَةُ المتشبهةُ بالرجالِ، و الديوثُ

Nabi bersabda: Tiga manusia tidak akan masuk syurga, yaitu orang yang mendurhakai kedua-dua ibu bapanya, perempuan yang menyerupai dan lelaki dan dayyuts (lelaki yang tidak menjaga maruah istrinya)” (HR As-Suyuthi disohihkan Al-Albany di Sohih Al-Jami’, 3542).

و ثلاثةٌ لا يدخلونَ الجنةَ : العاقُّ لوالديهِ، و المدمنُ الخمرَ، و المنانُ بما أعطَى

Rasulullah bersabda, “Tidak akan masuk syurga orang yang derhaka kepada kedua ibu bapanya, orang yang ketagihan minuman keras dan orang yang suka mengungkit-ungkit pemberiannya” (HR Al-Nasai’ disohihkan Al-Albany di Sohih Al-Jamai’, 3542)

9. Orang-orang yang memutuskan tali persaudaraan dan laki-laki yang memanjangkan pakaiannya melebihi mata kaki.

Dari Al-Zuhri, Rasulullah bersabda : “Tidak akan masuk syurga bagi yang memutuskan silaturahim”. (HR Muslim). Rasulullah bersabda:

فإنَّ ريحَ الجنَّةِ يُوجَدُ مِن مسيرةِ ألفِ عامٍ واللهِ لا يجِدُها عاقٌّ ولا قاطعُ رحِمٍ ولا شيخٌ زانٍ ولا جارٌّ إزارَه خُيَلاءَ رواه الطبراني : المعجم الأوسط تفرد به أحمد بن محمد بن طريف

Sabda Rasulullah, “Baunya surga dapat dicium sejauh perjalanan 1000 tahun. Demi Allah tidak akan menciumnya seseorang yang mendurhaka kepada ibu bapaknya dan orang yang memutuskan tali persaudaraan, orang tua yang berzina, dan orang yang memanjangkan pakaiannya (melebihi mata kaki) karena sombong” (HR At-Tabrani 6/18, bersrendiri periwayatannya Ahmad bin Muhammad bin Thorif)

10. Pemimpin-pemimpin yang berkhianat kepada rakyat.

عن الحسن: أن عبيد الله بن زياد، عاد معقل بن يسار في مرضه الذي مات فيه، فقال له معقل: إني محدِّثك حديثاً سمعته من رسول الله صلى الله عليه وسلم:سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول: (ما من عبد يسترعيه الله رعية، فلم يحطها بنصحه، إلا لم يجد رائحة الجنة).اخرجه البخاري

Dari Hasan meriwayatkan bahwa Ubaidallah bin Ziad ketika tiba ajalnya berkata :“Aku ceritakan padamu sebuah hadis yang aku dengar dari Rasulullah . Baginda bersabda: “Mana-mana pemimpin yang dipilih oleh Allah untuk menjaga rakyatnya, tetapi tidak memberi teladan yang baik kepada mereka melainkan tidak mencium bau syurga” (HR Bukhari,7150).***

Walāhu a’lam