WJIS 2020 dan Harapan Pemulihan Masa Depan Perekonomian Jabar

WJIS 2020 dan Harapan Pemulihan Masa Depan Perekonomian Jabar
WJtoday, Bandung - Minat perusahaan global dan nasional untuk melakukan investasi di Jawa Barat (Jabar) masih sangat tinggi meski di tengah pandemi COVID-19. 

Meski dilakukan secara daring karena pandemi COVID-19 WJIS 2020 mencatatkan komitmen dan transaksi yang cukup fenomenal.

Menurut Pemerintah Provinsi Jabar, hingga akhir 2020 diperkirakan angkanya mencapai Rp380 triliun. 

Bila sebagian dari total investasi itu pengerjaannya diberikan kepada pengusaha lokal, maka dunia usaha Jabar akan kembali tumbuh. 

Angka komitmen investasi merupakan  hasil dari diselenggarakannya West Java Investment Summits (WJIS) 2020 di Kota Bandung. 

Angka tersebut menimbulkan harapan akan pemulihan masa depan perekonomian Jabar di masa mendatang. 

Jika dikondisikan 10-20 persen dari proyek investasi itu dikerjakan oleh pengusaha lokal dan regional Jabar sehingga mereka bisa recovery dan perekonomian kota kabupaten di Jabar akan bisa tumbuh.

Dari data resmi yang diperoleh, sebanyak 1.983 perusahaan dengan jumlah buruh 111.985 orang terdampak COVID-19. 

Dari jumlah tersebut 983 perusahaan merumahkan karyawannya dengan jumlah 80.138 pekerja, dan 460 perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 19.089 pekerja. 

Namun demikian, pada triwulan keempat diharapkan ekonomi Jabar akan segera pulih karena adanya beberapa peluang pertumbuhan. 

Adanya beberapa proyek strategis seperti Pelabuhan Patimban di Subang dan juga pengembangan kawasan ekonomi khusus Rebana bisa memberikan pertumbuhan ekonomi yang bagus untuk daerah. 

Hanya saja, pengusaha lokal harus  bisa terlibat dalam pengerjaannya sehingga berkontribusi pada perekonomian Jabar yang saat ini tengah mengalami kontraksi cukup dalam. 


Tak bisa dihindari dengan kondisi pandemi ini, kontraksi ekonomi yang terjadi di Jabar lebih tinggi dari nasional. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan kedua di Jabar mencapai minus 5,98 persen, lebih tinggi dari nasional yang minus 5,05 persen. 

Demikian pula pada triwulan ketiga mengalami minus 4,08 persen, lebih tinggi dari nasional yang minus 3,49 persen. 

Terjadinya penurunan kinerja ekonomi Jabar ini salah satunya dipengaruhi oleh kebijakan yang lebih besar di luar kendali Pemprov Jabar.

Tetapi di tengah kondisi tersebut,  ada beberapa sektor yang masih tumbuh dan bisa menjadi pemicu pemulihan dan pertumbuhan ekonomi di masa pandemi ini. 

Sektor informasi dan komunikasi masih bertumbuh 1,73 persen. Selain itu, kekuatan ekonomi Jabar juga ditopang oleh UMKM, ketahanan pangan, dan posisi Jabar sebagai pusat manufaktur nasional.  

WJIS 2020 dapat mendongkrak nilai investasi Jabar sepanjang tahun ini menjadi Rp380 triliun. Dari total nilai tersebut, sekitar Rp256 triliun datang dari WJIS meski sebagian besar masih dalam status dana yang disiapkan, tapi sudah ada Rp4,1 triliun yang sudah menjadi transaksi. 

Sudah seharusnya Pemprov Jabar dapat memaksimalkan event WJIS dengan menjaga investor tetap menanamkan modalnya di Jabar, menjaga  investasi dan komitmen. Realisasi akan sangat bergantung dari kesiapan tempat investasi. 

Sangat disayangkan jika penyelenggaraan WJIS 2020 hanya berhenti di komitmen. Sudah seharusnya ajang ini menjadi momen kebangkitan perekonomian Jabar di masa mendatang.  ***
(Cucu Sugyati: Ketua Komisi III DPRD Provinsi Jawa Barat)