Yahudi Fanatik Berencana Rebut Masjid Al Aqsa dari Otoritas Islam

Yahudi Fanatik Berencana Rebut Masjid Al Aqsa dari Otoritas Islam

WJtoday, Jakarta - Kelompok Yahudi fanatik berencana merapat ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur malam ini. Mereka akan menggelar aksi yang berisi tuntutan untuk mencopot status keislaman yang melekat pada situs suci tersebut.

Melalui pernyataannya, kelompok Yahudi sayap kanan mengumumkan mereka akan menggelar aksi tersebut pada hari ini, Kamis (7/12/2023) malam ini. Momen tersebut bertepatan dengan hari pertama Hanukkah, festival penahbisan Yahudi yang berlangsung selama delapan hari.

Aksi tersebut berisikan tuntutan dari kelompok Yahudi untuk mengambil alih Masjid Al Aqsa secara penuh dari Departemen Wakaf dan Urusan Islam kepada kelompok Yahudi. Hal itu pun disebut mendapat lampu hijau dari polisi Israel.

"Diselenggarakan dengan tujuan mencopot posisi Departemen Wakaf dan Urusan Islam Yerusalem di Masjid Al Aqsa yang bertanggung jawab atas situs suci muslim dan membangun kedaulatan Yahudi (secara) penuh di Yerusalem atas Masjid Al Aqsa," demikian pernyataannya, dikutip Anadolu Agency, Kamis (7/12/2023).

Aksi akan dimulai dari Gerbang Damaskus, salah satu gerbang utama Kota Tua Yerusalem, menuju Masjid Al Aqsa. Ratusan pasukan polisi Israel pun akan dikerahkan di persimpangan utama di seluruh Al Quds.

Berkenaan dengan ini, pada Rabu (6/12/2023), Kementerian Luar Negeri Palestina dalam pernyataannya menyerukan dunia internasional untuk memberi tekanan agar aksi yang direncanakan oleh kelompok Israel sayap kanan dan pemukim ekstremis tersebut dihentikan.

Selain itu, Menteri Departemen Wakaf dan Urusan Islam Mohammad Al-Khalayleh mengutuk rencana kelompok Yahudi ekstremis untuk mengorganisir aksi melawan perwalian Al-Haram Al-Qudsi Al-Shareef (Masjid Al Aqsa) tersebut.

Khalayleh memperingatkan bahwa hal tersebut dapat memicu konflik di wilayah tersebut dan berkontribusi pada eskalasi situasi perang seperti saat ini.

Selain itu, ia menekankan bahwa eskalasi baru-baru ini yang menargetkan Masjid Al Aqsa merupakan aksi serangan terang-terangan pada kepercayaan dan keyakinan semua muslim.

"Meminta umat Islam di seluruh dunia untuk mendukung Departemen Wakaf dan Urusan Islam Yerusalem dan orang-orang Yerusalem yang membela Masjid Al Aqsa, mendesak mereka untuk bersatu dan menunjukkan solidaritas untuk melindungi kesucian mereka," demikian pernyataannya, lapor Roya News.

Khalayleh menyoroti bahwa perwalian yang menjaga Masjid Al Aqsa menganggapnya sebagai masjid Islam murni dan tidak menerima kemitraan atau pembagian. Hal ini disebutnya sesuai dengan status quo dan sejarah yang ditetapkan sejak perjalanan Isra dan Mi'raj, periode Umayyah, dan Periode Penaklukan.

Sebagai informasi, Masjid Al Aqsa yang terletak di wilayah pendudukan Kota Tua Yerusalem Timur saat ini berada di bawah naungan Departemen Wakaf dan Urusan Islam Yerusalem yang berafiliasi dengan Kementerian Yayasan Yordania. Hal ini tertuang dalam Perjanjian Perdamaian Israel-Yordania yang ditandatangani pada 26 Oktober 1994.

Kunjungan Yahudi ke Masjid Al Aqsa masih diizinkan. Namun, gelaran ibadah bagi nonmuslim di dalam kompleks tersebut dilarang.

Namun, kelompok Yahudi fanatik terus menyerbu Masjid Al Aqsa di bawah pengawasan polisi sejak tahun 2003. Aksi ini disebut sebagai aksi sepihak di luar kesepakatan Israel dan inisiatif dari beberapa organisasi sayap kanan.

Para kelompok Yahudi radikal tersebut terus mendorong pemukim Israel untuk menyerbu Masjid Al Aqsa dengan dalih melakukan ritual keagamaan hingga seruan untuk membangun kuil Yahudi di sana.

Departemen Wakaf dan Urusan Islam melaporkan bahwa penyerbuan orang-orang Yahudi fanatik ke Masjid Al Aqsa telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pasukan Israel juga memberlakukan pembatasan pada muslim memasuki Masjid Al Aqsa sejak 7 Oktober.***