Bulog Ungkap Penyebab Harga Beras Melonjak

Bulog Ungkap Penyebab Harga Beras Melonjak
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Direktur Utama Bulog, Budi Waseso alias Buwas mengatakan, harga beras masih mengalmi kenaikan di pasaran meski menjelang Ramadhan 2023. Untuk meredam harga lebih tinggi, Buwas mengklaim sudah gencar melaksanakan operasi pasar. 

Ia menjelaskan, operasi pasar mejadi alternatif menekan harga beras saat ini. Lantaran beras yang dijual Bulog cukup murah atau di bawah harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah yakni Rp10.000 per kg. 

Meski begitu, langkah itu terbilang belum berhasil lantaran harga komoditas pangan dasar itu masih mahal. Di DKI Jakarta misalnya, harga beras masih berada di angka Rp10.483 hingga Rp13.588 per kilogram (kg).

Buwas menilai, persoalan masih mahalnya harga beras lantaran ada oknum tertentu yang menguasai pasar dan memanfaatkan harga beras. Sehingga harga pangan itu masih mahal. 

"Ada oknum-oknum tertentu yang memanfaatkan beras ini untuk dia kuasai, nanti dia jual dnegan pasar dia, melihat peluangnya ada untuk menjual beras ini mahal, mendapat keuntungan yang berlipat-lipat," ungkap Buwas, melalui keterangannya, dikutip Rabu (8/2/2023). 

Perkara lainnya, lanjut dia, permintaan dan ketersediaan beras belum seimbang. Terkait ketersediaan, Bulog memang menerima penugasan untuk mengimpor 500.000 ton beras yang diperuntuhkan bagi cadangan beras pemerintah (CBP).

"Beras masih dalam kondisi harganya tinggi karena memang karena demand dan supply tidak imbang harga jadi meningkat saat ini," ucap dia. 

Buwas sebelumnya optimis bila impor beras mampu menekan kenaikan harga di pasaran.

"Psikologisnya begitu kita datangkan impor ada kepastian barang, dan ketika pasar sudah mengetahui Bulog punya barang maka sangat diyakini harga akan bisa terkendali,” tuturnya.***