Dukung Jokowi Naikkan Harga BBM, Tokoh NU Sindir Megawati

Dukung Jokowi Naikkan Harga BBM, Tokoh NU Sindir Megawati

WJtoday, Jakarta - Pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) yang juga mantan Presiden RI, Megawati Soekarnoputri, terkait persetujuannya dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) disorot tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Gus Umar.

Gus Umar alias Muhammad Umar Syadat Hasibuan ini menyindir perbedaan pendapat Megawati saat Jokowi menaikkan harga BBM dengan masa saat SBY menjadi Presiden RI.

"Kenapa pas masa SBY Anda gak bilang gini?" ujarnya dalam akun sosial medianya, Jumat, (16/9/22).

Gus Umar menyindir pernyataan Megawati yang mendukung kebijakan Jokowi menaikkan BBM. Akan tetapi, di masa Susilo Bambang Yudhoyono atau (SBY), Megawati menolak habis-habisan kenaikan harga BBM hingga viral seolah meneteskan air mata memikirkan penderitaan rakyat.

Pada saat SBY menaikkan BBM di tahun 2008, Megawati Soekarnoputri menangis sesenggukan karena teriris hatinya melihat kemiskinan di Indonesia. Menurut Megawati menaikkan harga BBM sama dengan menambah beban penderitaan rakyat.

"Saya sedih melihat rakyat banyak yang menderita, padahal kita punya banyak kekayaan alam, namun angka kemiskinan tinggi,"kata Megawati dengan suara parau dan menahan tangis di Rakernas PDIP di Makassar 2008 silam.

Bahkan tak hanya Megawati, elite PDIP lainnya seperti Puan Maharani juga turut menunjukkan reaksi yang serupa pada saat SBY menaikkan harga BBM. Puan pun ikut menangis karena kenaikan BBM itu dinilai akan membebani rakyat.

Sebelumnya, Megawati mengatakan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah memikirkan matang-matang hingga ia memilih untuk menaikkan BBM. Itu artinya kata dia, jika BBM tidak dinaikkan, bisa saja situasi akan jauh lebih sulit.

"Pertanyaan saya yang utama, kalau nanti tidak dinaikkan, lalu sikon (situasi kondisi)-nya malah menjadi lebih sulit, lalu bagaimana? Jadi saya sangat yakin (dengan kebijakan) pemerintah itu," kata Megawati menjawab pertanyaan wartawan di kawasan Jeju, Korea Selatan usai menghadiri Jeju Forum for Peace and Prosperity, Kamis (15/9/22).***