Ekonomi Global Diprediksi Bakal Kuat Pertahankan Momentum hingga 2025

Ekonomi Global Diprediksi Bakal Kuat Pertahankan Momentum hingga 2025

WJtoday, Jakarta - Perekonomian global akan mempertahankan momentumnya yang kuat dari 2024 hingga 2025. Menurut jajak pendapat Reuters terhadap 500 ekonom yang mencakup 48 negara, pertumbuhan ekonomi global yang lebih kuat dari perkiraan lebih mungkin terjadi daripada pelemahan.

Pergeseran prospek pertumbuhan ini membawa tantangan tersendiri bagi bank sentral, yang menaikkan suku bunga secara berturut-turut untuk mencoba menurunkan inflasi sesuai target, namun kini mungkin harus menunggu lebih lama lagi sebelum mempertimbangkan penurunan suku bunga.

Amerika Serikat dan India diperkirakan akan memberikan kontribusi terbesar terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi global. Tidak ada penurunan dalam pandangan konsensus mengenai Uni Eropa dan Tiongkok.

Pertumbuhan ekonomi global diperkirakan sebesar 2,9 persen tahun ini, lebih cepat dari 2,6 persen pada jajak pendapat pada Januari, dan diikuti oleh tiga persen pada 2025. Lebih dari 90 persen kontributor umum meningkatkan pandangan mereka dan masih mengatakan ada peluang pertumbuhan yang signifikan.

Sebanyak 60 persen ekonom, yaitu 98 dari 162 responden, mengatakan perekonomian global tahun ini kemungkinan besar akan tumbuh lebih cepat dari perkiraan mereka dibandingkan perkiraan mereka yang melemah.

"Kami terus dikejutkan oleh ketahanan perekonomian global. Kini, sebagian dari hal tersebut adalah kami memasuki tahun ini dengan ekspektasi yang lemah, kami mengira akan terjadi perlambatan pada tahun ini," kata Kepala Ekonom Global Citi Nathan Sheets, dilansir Channel News Asia, Jumat, 26 April 2024.

Nathan mengatakan pertumbuhan yang kuat diperkirakan akan menjaga inflasi dan suku bunga tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Lebih dari tiga perempat bank sentral diperkirakan masih menghadapi inflasi di atas target pada akhir tahun, naik dari 10 pada jajak pendapat triwulanan Januari.

Para ekonom masih memperkirakan bank-bank sentral utama akan menurunkan suku bunga pada kuartal ini atau berikutnya, sejalan dengan perkiraan pasar keuangan. Namun sebagian besar kini memperkirakan pemotongan yang lebih sedikit pada akhir tahun karena inflasi tetap stabil.

The Fed lakukan pemotongan pada September

Menurut jajak pendapat tersebut, Bank Sentral AS (Federal Reserve) diperkirakan akan mulai melakukan pemotongan pada bulan September dan sekali lagi pada kuartal keempat, jauh lebih lambat dibandingkan pemotongan yang telah diperkirakan oleh pasar keuangan pada awal tahun.

Pada Januari, konsensus Reuters memiliki pandangan yang lebih sederhana, dengan empat pemotongan dimulai pada bulan Juni. Meskipun laporan pertumbuhan PDB kuartal pertama pada hari Kamis lesu, masih terdapat risiko bagi The Fed untuk mengurangi penurunan suku bunga tahun ini karena data inflasi yang menyertai laporan tersebut menunjukkan bahwa tekanan semakin meningkat, bukan berkurang.

Bank Sentral Eropa masih diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Juni, diikuti oleh dua basis poin lagi pada paruh kedua tahun ini untuk mendukung pertumbuhan blok mata uang yang diperkirakan hanya tumbuh rata-rata 0,5 persen pada 2024. Bank of England juga akan menunggu hingga kuartal berikutnya untuk menurunkan suku bunga. ***