Ghana Resmi Ajukan Kebangkrutan, Apa Penyebabnya?

Ghana Resmi Ajukan Kebangkrutan, Apa Penyebabnya?

WJtoday, Jakarta - Pemerintah Ghana resmi mengajukan kebangkrutan. Negara yang terletak di Benua Afrika ini menemui jalan buntu dalam hal finansial dan akhirnya tidak memiliki pilihan lain kecuali meminta pinjaman sebesar US$ miliar atau sekitar Rp 46,50 triliun (dengan kurs Rp 15.500) dari Dana Moneter Internasional (IMF). 

Ini adalah langkah drastis yang diambil oleh Ghana untuk mengatasi krisis ekonomi yang telah menghantuinya.

1. Utang yang Tak Terbayar
Masalah utang menjadi akar dari kebangkrutan Ghana. Negara ini gagal membayar utang miliaran dolar kepada para kreditor asing sejak bulan Desember 2022. Emmanuel Cherry, seorang eksekutif utama dari sebuah asosiasi perusahaan konstruksi di Ghana, mengungkapkan bahwa pemerintah masih berutang kepada kontraktor senilai 15 miliar cedi atau sekitar US$ 1,3 miliar (sekitar Rp 20,15 triliun) dan itu belum termasuk bunga.

2. Dampak pada Pengangguran
Krisis utang yang dialami oleh Ghana juga memberikan dampak serius pada tingkat pengangguran di negara tersebut. 

Banyak kontraktor di Ghana terpaksa memberhentikan pekerja-pekerjanya akibat ketidakmampuan pemerintah untuk membayar utang. Ini memperburuk masalah pengangguran yang sudah ada di negara tersebut. 

Situasi ini sangat meresahkan bagi rakyat Ghana yang berjuang mencari pekerjaan dan mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka.

3. Ghana yang Terus Berutang
Ghana bukanlah pendatang baru dalam urusan utang. Ini bukan kali pertama negara tersebut meminta dana dari IMF. 

Sejak merdeka pada tahun 1957, Ghana telah meminta bantuan IMF sebanyak 17 kali. Krisis terbaru ini telah memunculkan pertanyaan tentang apa yang sebenarnya menjadi penyebab Ghana harus terus-menerus bergantung pada pinjaman luar negeri.

Ada beberapa faktor yang berkontribusi pada krisis ekonomi Ghana saat ini. Pandemi virus corona telah menghantam negara ini dengan keras, mengganggu banyak sektor ekonomi dan memaksa pemerintah untuk mengeluarkan anggaran yang besar untuk penanganan kesehatan dan pemulihan ekonomi. 

Selain itu, invasi Rusia ke Ukraina dan kenaikan harga pangan dan bahan bakar secara global juga telah mempengaruhi keuangan Ghana secara negatif. Semua faktor ini bersama-sama menciptakan badai sempurna yang membawa Ghana ke ambang kebangkrutan.

IMF telah merespons kebangkrutan Ghana dengan merancang rencana penyelamatan yang komprehensif. Rencana ini mencakup langkah-langkah untuk mengatasi utang negara, membatasi pengeluaran, meningkatkan pendapatan, dan melindungi populasi yang paling rentan. 

IMF juga terlibat dalam negosiasi dengan kreditor asing untuk mencari solusi yang adil bagi semua pihak.

Kebangkrutan Ghana adalah cerminan dari kompleksitas masalah ekonomi yang dihadapi oleh banyak negara di dunia saat ini.

Dalam upaya untuk mencari solusi jangka panjang, perlu adanya kerja sama global dan tindakan yang bijak dalam mengelola keuangan negara. Ghana, seperti banyak negara lain, berharap bahwa langkah-langkah yang diambil saat ini akan membantu mengatasi krisis dan membawa stabilitas ekonomi yang lebih baik di masa depan.***