GP Ansor Keberatan Dukun Kesehatan Samsudin Dipanggil Gus

GP Ansor Keberatan Dukun Kesehatan Samsudin Dipanggil Gus

WJtoday, Bandung – Penggunaan panggilan Gus di nama Samsudin Jadab, Dukun Kesehatan asal Blitar mendapat kecaman dari GP Ansor Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur (Jatim). GP Ansor menilai bahwa gelar Gus di nama Samsuddin salah. Penggunaan nama Gus yang tidak tepat itu dikhawatirkan menyesatkan masyarakat.

Bendahara GP Ansor Jatim Muhammad Fawait mewakili organisasinya, mengecam pencatutan gelar Gus dalam nama Samsudin Jadab. Menurut sosok yang biasa dipanggil Gus Fawait itu, Samsudin mengambil keuntungan pribadi dalam penggunaan gelar Gus itu.

Sebagai anggota Ansor, Gus Fawait merasa khawatir bila panggilan tersebut akan merugikan para kiai atau Gus yang asli. ”Orang yang melakukan praktik perdukunan menyebut dirinya kiai atau gus. Hal itu untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat,” ungkap Gus Fawait.

Nama Gus, lanjut dia, hanya untuk orang-orang tertentu. Mereka yang mendapat gelar Gus harus memiliki nasab atau keturunan yang jelas. Sehingga, tidak sembarang orang bisa menyandang sebutan Gus. Terutama dimanfaatkan untuk keuntungan pribadi.

”Tapi ujung-ujungnya mencari keuntungan pribadi. Ini tentu merugikan kiai dan gus yang benar-benar asli,” ungkap Gus Fawait.

Sejauh ini, banyak warga yang sudah mempercayai praktik yang dilakukan Samsudin. Padahal penggunaan nama Gus tersebut tidak tepat.

”Ini yang harus diluruskan. Kalau kiai atau ulama itu harus jelas sanad keilmuannya. Sedangkan Gus harus jelas nasabnya. Jadi masyarakat jangan mudah percaya pada orang yang mengaku kiai atau gus. Lihat dulu sanad dan nasabnya,” jelas Gus Fawait.

Gus Fawait yang juga menjadi pengasuh Pondok Pesantren Nurul Chotib Al Qodiri IV Jember itu prihatin dengan fenomena Samsudin vs Pesulap Merah. Padahal, lanjut Gus Fawait, Samsudin tak pernah mengenyam pendidikan di pesantren, apalagi mengasuh pondok pesantren. Bahkan sebaliknya, justru berpraktik sebagai paranormal atau dukun.

Gus Fawait mengungkapkan, sebutan kiai, gus, lora, atau yek, adalah sebuah penghormatan dan sarat makna. Karena itu, harus disematkan kepada orang yang tepat dan memang jelas nasabnya.

”Jadi tidak boleh sembarangan menyebut seseorang sebagai gus. Cari tahu dulu dia anak kiai siapa, di mana pondok pesantrennya,” ucap Gus Fawait.

Sebelumnya, kasus Samsudin dan pesulap merah viral di media sosial, Samsudin Jadab atau yang dikenal dengan Gus Samsudin melaporkan Marcel Radhival atau Pesulap Merah ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Jawa Timur (Jatim), Rabu (3/8).

Laporan itu dibuat karena Samsuddin merasa nama baiknya dicemarkan Pesulap Merah. Dalam akun YouTube milik Pesulap Merah, Samsuddin disebut melakukan praktik pengobatan dengan trik sulap. Pesulap Merah juga dituding menyebarkan ujaran kebencian.

Kuasa Hukum Samsudin, Teguh Puji Wahono menyatakan Pesulap Merah telah mencemarkan nama baik kliennya.

”Kami melaporkan Marcel tindak pidana pencemaran nama baik dan ujaran kebencian,” ujar Teguh usai laporan.

Teguh menilai, apa yang disampaikan Pesulap Merah di YouTube merupakan penggiringan opini. Lewat akun itu, pengobatan yang dilakukan Samsuddin disebut sulap atau sebuah trik.***