Ibu Rumah Tangga di Tasikmalaya Jadi Kalangan Rentan Tertular HIV

Ibu Rumah Tangga di Tasikmalaya Jadi Kalangan Rentan Tertular HIV

WJtoday, Tasikmalaya - Ibu rumah tangga menjadi kalangan paling rentan tertular HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya. Kalangan perempuan ini juga secara otomatis menularkan virus HIV ini kepada anak-anaknya, sehingga memicu kenaikan kasus penularan HIV/AIDS.

Yang jadi catatan, mayoritas ibu rumah tangga ini tidak melakukan seks bebas. Dari banyak kasus, diketahui mereka tertular dari suaminya yang merupakan homoseksual.

Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Tasikmalaya Tarlan mengatakan kalangan terbesar penular HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya adalah homoseksual. Sedangkan ibu hamil atau ibu rumah tangga berada di peringkat dua.

"Yang paling besar itu homoseksual atau LSL, itu paling besar di tahun 2023. Kemudian kedua terbesar itu ibu hamil, ini cukup mengagetkan," kata Tarlan usai menggelar rapat koordinasi dengan Pemkot Tasikmalaya dan sejumlah pihak lainnya, Selasa (12/12/2023).

Tarlan menjelaskan, tingginya penularan HIV/AIDS di kalangan ibu rumah tangga, mayoritas tertular dari suaminya yang homoseksual. "Karena begini, homoseksual itu banyak yang punya istri untuk menghilangkan kesan bahwa dia itu adalah homoseksual. Tadinya dia positif, istrinya juga kena, lalu istri melahirkan, anaknya kena juga, jadi terus seperti itu penularannya," jelas Tarlan.

Dia memaparkan pada tahun 2023 ini tercatat ada 117 temuan kasus penularan baru. Angka ini menurun ketimbang tahun 2022 yang tercatat sebanyak 145 kasus.

"Tahun 2023 ini sampai bulan Oktober sudah ada 117 kasus. Artinya itu lebih kecil, karena tahun 2022 ada 145 kasus," ucap Tarlan.

Sementara itu, secara kumulatif jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Tasikmalaya tercatat sebanyak 1.162 kasus. Tarlan menambahkan selain terus melakukan sosialisasi pihaknya juga berusaha terus memperluas pemeriksaan.

"Sosialisasi terus dilakukan, edukasi dan menyadarkan bahayanya. Jangan hubungan seksual di luar nikah, jangan hubungan sesama jenis. Kemudian yang sudah terpapar kita memberikan pendampingan, agar mereka mau berobat, bahwa harapan hidup itu masih ada," jelas Tarlan.

Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah mengatakan HIV/AIDS merupakan isu global dimana dunia sudah mencanangkan eliminasi di tahun 2030. "Tahun 2030 harus zero terinfeksi HIV, zero kematian akibat HIV/AIDS, dan zero diskriminasi terhadap penderita," kata Cheka.

Untuk mencapai target tersebut Cheka mengatakan perlu upaya-upaya konkrit untuk memutus rantai penularan HIV/AIDS. Endemi virus HIV di Indonesia belum bisa diatasi, padahal berbagai program sudah dilakukan selama kurang lebih 20 tahun.

"Tren penularan kasus deng presentasi tertinggi terjadi pada kelompok homoseksual. Keprihatinan ini menjadi lebih mendalam karena mereka ternyata hampir 90 persen berusia produktif," pungkas Cheka.***