Kasus Ferdinand Hutahaean Dilimpahkan ke Kejaksaan, Tersangka Tetap Ditahan di Rutan Bareskrim Polri

Kasus Ferdinand Hutahaean Dilimpahkan ke Kejaksaan, Tersangka Tetap Ditahan di Rutan Bareskrim Polri

WJtoday, Jakarta - Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat menerima pelimpahan tahap II atas tersangka dugaan kasus ujaran kebencian bermuatan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) Ferdinand Hutahaean pada Senin (24/1/2022).

Pelimpahan tahap II itu dilakukan langsung oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri pada 24 Januari 2022.

Penyidik Polri turut membawa sejumlah barang bukti saat proses pelimpahan tahap II tersebut.

"Pada hari Senin tanggal 24 Januari 2022 telah dilaksanakan penyerahan tersangka dan barang bukti (tahap II) dan penyidik Bareskrim Polri kepada penuntut umum pada Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat atas nama tersangka Ferdinand Hutahaean," kata Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat Bani Immanuel Ginting dalam keterangannya, Senin (24/1/2022).

Immanuel menuturkan Ferdinand Hutahaean nantinya akan tetap dititipkan di Rutan Bareskrim Polri. Dia akan ditahan selama 20 hari ke depan hingga 12 Februari 2022.

"Selanjutnya terhadap tersangka Ferdinand Hutahaean dilakukan penahanan selama 20 hari di Rutan Rorenmin Bareskrim Mabes Polri terhitung mulai tanggal 24 Januari 2022 sampai dengan tanggal 12 Februari 2022," jelas dia.

Dalam kasus ini, Immanuel menyebutkan bahwa Ferdinand Hutahaean disangka melanggar pasal penyebaran berita bohong alias hoax yang menimbulkan keonaran hingga menyebarkan ujaran kebencian.

"Tersangka Ferdinand Hutahaean diduga telah melakukan tindak pidana menyiarkan atau menyebarkannya berita bohong yang menimbulkan keonaran di masyarakat umum, menyampaikan ujaran kebencian atau permusuhan individu dan atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) serta dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia," pungkas Immanuel.


Penyidik Polri Jerat Ferdinand dengan Pasal Penodaan Agama

Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Pusat resmi menerima pelimpahan tahap II yakni berkas perkara, barang bukti berikut dengan tersangka Ferdinand Hutahaeran dalam kasus dugaan ujaran kebencian bermuatan SARA yang menimbulkan keonaran.

Dalam keterangan resmi Kejari Jakarta Pusat yang diterima redaksi, Senin (24/1) menyampaikan bahwa, penyidik menjerat Ferdinand Hutahaean dengan pasal berlapis. Dimana terdapat Pasal 156 huruf a dan Pasal 156 KUHP yang merupakan pasal penodaan agama.

“Ferdinand disangkakan telah melanggar pasal primer yakni Pasal 14 ayat (1) UU 1/1946 Tentang Peraturan Hukum Pidana subsidair Pasal 14 ayat (2) UU 1/1946 Tentang Peraturan Hukum Pidana. Atau kedua, Pasal 45A ayat (2) junto Pasal 28 ayat (2) UU 19/2016 tentang perubahan atas UU 11/2008 Tentang ITE. Ketiga, pasal 156 huruf a KUHP. Dan keempat pasal 156 KUHP,” demikian bunyi keterangan tertulis Kejari Jakarta Pusat.

Pasal 156 KUHP berbunyi, "Barang siapa di muka umum menyatakan perasaan permusuhan, kebencian, atau penghinaan terhadap suatu atau beberapa golongan rakyat Indonesia, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak Rp 4.500".

Sedangkan isi Pasal 156a KUHP adalah, "Dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang bersifat permusuhan, penyalahgunaan, atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia".

Setelah pelimpahan tahap II ini, Ferdinand Hutahaean akan dilakukan penahanan di Rutan Bareskrim Polri selama 20 hari ke depan terhitung mulai tanggal 24 Januari hingga 12 Februari 2022.***