Kekecewaan dan Kemarahaan Keluarga Korban Ledakan di Bandara Kabul-Afghanistan Terhadap Joe Biden

Kekecewaan dan Kemarahaan Keluarga Korban Ledakan di Bandara Kabul-Afghanistan Terhadap Joe Biden
Lihat Foto

WJtoday, Amerika Serikat - Serangan teror ISIS-K di Bandara Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan menewaskan 13 tentara Amerika. Mereka adalah tentara-tentara yang dikirim Presiden Joe Biden ke medan konflik untuk menyelamatkan tak hanya warga Amerika, tetapi juga warga Afghanistan dari pemerintahan Taliban.

Beberapa di antara korban tentara Amerika, bernama Kareem Nikoui, Ryle McCollum, Max Soviak, Hunter Lopez, Taylor Hoover, dan Jared Scmitz. Kematian mereka meninggalkan lubang yang begitu besar di keluarga masing-masing, bahkan memicu kemarahan. 

Steve Nikoui, ayah dari Kareem Nikoui, menganggap Joe Biden ikut bertanggung jawab atas kematian putranya yang tewas dia usia 20 tahun. Menurutnya, jika Joe Biden lebih becus menangani penarikan tentara dan evakuasi warga, Kareem akan masih hidup.

"Saya sangat kecewa dengan cara Presiden Joe Biden menangani situasi di Afghanistan, begitu juga dengan Militer Amerika. Komandan di lapangan seharusnya tahu soal adanya ancaman dan mencegahnya," ujar Nikoui, dikutip dari Reuters, Sabtu (28/8/2021).

Nikoui sekarang menunggu Militer Amerika mengabarkan keluarga soal rencana pemulangan jenazah Kareem. Jika tidak ada halangan, jenazah Kareem akan tiba di Lanud Delaware dalam beberapa hari ke depan.

Salah satu korban bahkan belum lama ini menikah. Ia adalah Rylee McCollum. Prajurit asal Wyoming itu baru-baru ini menikah dengan tengah menanti anak pertamanya yang akan lahir dalam tiga pekan. Nahas, ia tidak bisa melihat kelahiran bayi yang dikandung istrinya.

Adik dari Rylee, Roice, mengatakan saudaranya tersebut selalu bermimpi menjadi tentara Amerika sejak kecil. Dan, kata ia, Rylee berencana membangun karir sebagai guru sejarah dan pelatih gulat begitu masa dinas militernya rampung. Rylee diketahui adalah atlit gulat dan American Football ketika duduk di bangku SMA.

Berbeda dengan Ryle dan Kareem, Max Soviak yang bertugas sebagai tentara medis di Afghanistan seperti sudah memprediksi kematiannya. Dalam unggahannya di Instagram pada 10 Juni lalu, ia mengatakan "Membunuh atau Dibunuh? Saya Berupaya Berada di Sisi yang Membunuh."

Saudara dari Max, Marilyn, berduka dengan wafatnya Max. Ia berkata, Max adalah satu-satunya saudara yang ia punya dan kematiannya meninggalkan luka yang mendalam. 

"Adikku yang pintar, cantik, dan menjengkelkan. Dia tewas dalam tugas ketika mencoba menyelamatkan nyawa banyak orang," ujar Marilyn.

Baca Juga : Joe Biden Buru Dalang Aksi Teror di Bandara Kabul

Kamis (26/8/2021), Pemimpin Republikan di Parlemen Amerika, Kevin McCarthy, mengatakan Presiden Joe Biden bakal mendapatkan "balasan" atas apa yang terjadi di Afghanistan

Sama seperti ayah dari Kareem, ia juga menganggap Biden bertanggung jawab atas tewasnya para tentara.

McCarthy bahkan sudah meminta Ketua Parlemen Amerika Nancy Pelosi untuk membawa isu Afghanistan ke Kongres. Tujuannya, agar anggota Kongres bisa mendapat keterangan secara jelas dan komprehensif dari Joe Biden soal kekacauan yang terjadi di Afghanistan beberapa pekan terakhir.

"Kami akan meminta pertanggungjawaban dari segala pihak yang terlibat," ujar McCarthy, Kamis (26/8/2021).

MCCarthy bukan satu-satunya yang menyalahkan Joe Biden. Elise Stefanik, anggota parlemen dari New York, menyebut ada "darah di tangan Joe Biden". 

Sementara itu, Senator Marsha Blackburn mengatakan pejabat-pejabat tinggi dan Joe Biden harus mengundurkan diri sebagai pertanggungjawaban.

"Joe Biden, Kamala Harris, Menlu Antony Blinken, Menhan Lloyd Austin, dan Panglima Militer Mark Milley harus mengundurkan diri atau bakal menghadapi pemakzulan." ujar Blackburn soal Afghanistan.***