Konsumsi Teh Kombucha Bisa Turunkan Gula Darah

Konsumsi Teh Kombucha Bisa Turunkan Gula Darah

WJtoday, Jakarta - Tren minuman herbal beberapa waktu terakhir memang sedang menjamur. Banyak orang mulai menyadari pentingnya kesehatan, sehingga beralih ke makanan dan minuman yang menyehatkan tubuh. Salah satu minuman hebal yang banyak disukai yaitu teh kombucha.

Teh kombucha adalah minuman yang dibuat dengan cara fermentasi menggunakan bakteri dan ragi khusus yaitu bakteri Acetobacter xylinum dan beberapa ragi yaitu Saccharomyces cerevisiae, Zygosaccharomyces bailii, dan Candida sp.

Akibat proses fermentasi yang terjadi, teh ini mengandung berbagai zat seperti asam asetat, folat, asam amino esensial, vitamin B, vitamin C, serta alkohol. Teh ini mengandung banyak nutrisi khususnya probiotik yang baik untuk kesehatan.

Banyak pendapat yang mengatakan bahwa teh kombucha memiliki banyak manfaat yaitu menjaga sistem pencernaan, menurunkan risiko penyakit aterosklerosis, dan membantu mengeluarkan racun dari tubuh.

Sebagian besar manfaat teh kombucha didapatkan dari hasil penelitian yang dilakukan pada binatang.

Dari penelitian yang dilakukan tersebut, terlihat bahwa teh kombucha memiliki berbagai dampak bagi kesehatan yaitu sebagai antioksidan.

Selain itu, teh kombucha juga memiliki kandungan yang memiliki manfaat sebagai antibakteri, memperbaiki mikroflora pada usus, meningkatkan sistem imun tubuh, serta menurunkan tekanan darah. 

Studi terbaru menemukan teh fermentasi yang disebut kombucha dapat membantu penderita diabetes tipe 2 dalam mengelola kadar gula darah.

Temuan yang diterbitkan Selasa (1/8) di jurnal Frontiers in Nutrition mengungkapkan bahwa individu dengan diabetes tipe 2 yang mengonsumsi kombucha secara teratur selama empat minggu memiliki kadar glukosa darah puasa yang lebih rendah dibandingkan ketika mereka meminum minuman plasebo dengan rasa yang sama.

"Penelitian ini menjanjikan dan menarik, karena minuman yang benar-benar mengandung gula berpotensi menurunkan gula darah," kata salah satu penulis studi, Dan Merenstein, seorang profesor ilmu pengetahuan manusia di Georgetown's School of Health, melansir Everyday Health.

"Ketika para partisipan minum (minuman) plasebo, gula darah mereka turun tapi tidak terlalu signifikan. Tetapi ketika kami memberikan kombucha kepada orang yang sama, dengan mikrobioma yang sama, genetika yang sama, dan pola makan yang sama, kadar gula darah mereka turun dengan mengesankan," tambah Merenstein.

Untuk penelitian ini, ia berkolaborasi dengan para ilmuwan dari University of Nebraska di Lincoln dan MedStar Health, sebuah organisasi perawatan kesehatan nirlaba.

Untuk studi ini, para peneliti merekrut 12 orang dewasa dengan diabetes tipe 2 dengan usia rata-rata 57 tahun. Sembilan di antaranya adalah perempuan. Separuh dari kelompok tersebut adalah orang Afrika-Amerika dan separuhnya lagi berkulit putih.

Setiap peserta diinstruksikan untuk mengonsumsi 8 ons (satu cangkir) minuman penelitian dengan makan malam setiap hari selama empat minggu.

Selama satu periode empat minggu, mereka hanya minum kombucha atau plasebo. Kemudian setelah istirahat selama delapan minggu untuk "membersihkan" efek biologis dari minuman tersebut, mereka beralih minum minuman lainnya selama empat minggu.

Tidak ada kelompok yang mengetahui minuman apa yang mereka terima pada saat itu.

Setiap minggu, para peserta melaporkan kadar glukosa darah puasa harian mereka, yang diukur dengan menggunakan alat pengukur glukosa yang dapat digunakan di rumah sebelum sarapan. Peneliti memilih untuk mengukur kadar glukosa darah puasa pagi hari karena ini adalah waktu yang paling umum bagi penderita diabetes untuk memeriksa gula mereka.

Setelah empat minggu minum kombucha, kadar glukosa darah puasa rata-rata peserta turun dari 164 menjadi 116 miligram per desiliter (mg/dL). Setelah empat minggu minum plasebo, kadar glukosa darah puasa rata-rata turun dari 162 menjadi 141 mg/dL, yang secara statistik tidak signifikan.

Menurut American Diabetes Association, kadar glukosa darah puasa (diukur sebelum makan) idealnya antara 80-130 mg/dL untuk orang dewasa dengan diabetes.

Meskipun penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi kombucha dan peningkatan gula darah puasa, Marilyn Tan, seorang ahli endokrinologi di Stanford Medicine di California, menekankan bahwa hasil penelitian ini tidak menunjukkan pemulihan atau resolusi diabetes pada pasien mana pun.

"Diabetes sulit untuk disembuhkan, dan hal ini tergantung pada jenis diabetes dan faktor penyebab lainnya, misalnya, obat lain yang dapat meningkatkan glukosa atau risiko kondisi kesehatan lain seperti penyakit pankreas," kata Tan, yang memiliki minat klinis utama dalam manajemen diabetes rawat jalan dan rawat inap.

Selain mengukur efek kombucha terhadap gula darah, para peneliti juga melihat susunan mikroorganisme yang memfermentasi dalam minuman tersebut untuk menentukan bahan mana yang paling aktif.

Mereka menemukan bahwa kombucha sebagian besar mengandung bakteri asam laktat, bakteri asam asetat, dan suatu bentuk ragi yang disebut Dekkera.

Meskipun mekanisme yang dapat menurunkan gula darah masih belum jelas, Tan mengatakan bahwa bahan-bahan ini mungkin terkait dengan perubahan mikrobioma usus atau perubahan metabolisme lainnya pada tingkat sel.

Para penulis studi berspekulasi bahwa mekanisme kerja yang menguntungkan mungkin didorong oleh mikroba, tetapi juga metabolit yang ditemukan dalam kombucha, yang meliputi etanol, asam laktat dan asam asetat, konstituen teh, dan bahan penyedap.***