Menkeu Sri Mulyani Dorong Negara-negara G20 Siaga Deteksi Ancaman Kesehatan di Masa Depan

Menkeu Sri Mulyani Dorong Negara-negara G20 Siaga Deteksi Ancaman Kesehatan di Masa Depan
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu krisis global terbesar dalam sejarah, ditambah adanya penyebaran varian delta yang cepat dan ancaman varian baru lainnya telah meningkatkan ketidakpastian kapan pandemi ini akan berakhir. Pemulihan ekonomi global tergantung pada seberapa cepat negara-negara khususnya yang tergabung dalam G20 dapat menahan pandemi ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendorong agar G20 melanjutkan peran kepemimpinannya dalam mempromosikan aksi global yang terkoordinasi dengan baik, terutama untuk mendeteksi dan mengatasi ancaman kesehatan di masa depan. Indonesia mendukung pembentukan Joint Finance-Health Task Force untuk menangani masalah-masalah terkait pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi.

Ia juga mendorong penguatan peran dan peningkatan kerja WHO, melalui mekanisme yang transparan dan inklusif untuk memberikan panduan penganan kesehatan ke semua negara. Menkeu mengatakan bahwa mencapai tujuan tersebut perlu dipastikan tersedianya sumber daya yang memadai, termasuk melalui peningkatan kapasitas pembiayaan MDB dan pembuatan fasilitas baru.

"Sebagai Presidensi G20 berikutnya, Indonesia siap untuk melanjutkan upaya penting ini, karena kami percaya bahwa ini akan sangat penting untuk memfasilitasi upaya global untuk pulih bersama dan pulih lebih kuat," kata dia dalam The G20 Joint Finance & Health Ministers Meeting, Sabtu, 30 Oktober 2021.

Sri Mulyani menambahkan, pemerintah Indonesia terus memprioritaskan tiga aspek penting dalam mengatasi pandemi serta dampaknya. Ia menyebut, intervensi di bidang kesehatan, dukungan kepada masyarakat dan pelaku usaha, serta reformasi struktural akan membantu percepatan pemulihan ekonomi dari pandemi.

"Intervensi kesehatan untuk melindungi masyarakat, survival dan recovery kit untuk melindungi rumah tangga dan bisnis, serta reformasi struktural untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan mempertahankan lintasan pertumbuhan jangka panjang," ungkapnya.

Seiring dengan protokol kesehatan yang ketat, pemerintah berkomitmen mempercepat vaksinasi hingga mencapai 208 juta orang sampai akhir tahun ini atau awal tahun depan. Saat ini tingkat vaksinasi harian di Indonesia telah meningkat secara signifikan di atas dua juta dosis per hari sehingga diharapkan akan berdampak positif pada kinerja ekonomi.

“Walaupun ada tren yang membaik di beberapa negara saat ini, namun evolusi global pandemi ini masih cukup mengkhawatirkan.  Perbedaan kapasitas untuk mengatasi ancaman kesehatan terlihat jelas di berbagai negara, sehingga menjadi ancaman bagi pemulihan ekonomi global," pungkas dia.***