Museum of Failure yang Menampilkan Inovasi Karya Gagal

Museum of Failure yang Menampilkan Inovasi Karya Gagal
Lihat Foto

WJtoday, Jakarta - Psikolog dan peneliti inovasi dari University of Lund, Swedia bernama Dr. Samuel West yang menafsirkan sebuah museum dengan cara yang unik. Biasanya, museum jadi tempat benda-benda yang dibanggakan, pencapaian penuh makna, mulai dari karya seni hingga peninggalan sejarah. Museum yang satu ini justru memamerkan berbagai kegagalan.

West mendirikan Museum of Failure atau Museum Kegagalan dengan tujuan untuk menekankan pentingnya kegagalan dalam sebuah proses inovasi.

"Ini adalah pameran yang menyenangkan dan menghibur tentunya. Tapi ada pesan serius di sana bahwa kita harus lebih baik dalam menerima dan mendiskusikan kegagalan kita sendiri, baik di tempat kerja maupun sebagai individu," kata West dikutip dari Calgary Herald.

Benda-benda yang ditampilkan pun merupakan proyek gagal dari seluruh dunia tapi dapat memberikan wawasan unik tentang inovasi bisnis berisiko.

Awal dari Museum of Failure berangkat dari ketertarikan West terhadap psikologi di balik kegagalan. Ia pun membeli berbagai produk gagal yang kemudian dipamerkan di museum tersebut.

Saat ini, terdapat lebih dari 159 produk gagal yang dipamerkan. Beberapa barang 'gagal' tersebut antara lain sofa IKEA a.i.r, Apple Newton, Nokia N-Gage, Sony Betamax, Harley-Davidson Perfume, Kodak Digital Camera, Google Glass, dan masih banyak lagi.

Ada satu produk gagal yang dianggap sebagai produk paling gila yakni kondom semprot yang sempat dijual pada tahun 2006 hingga 2008. Meski dibuat sebagai solusi beberapa masalah, kondom semprot dinilai menakutkan untuk digunakan. Aplikatornya bersuara mendesis yang keras dan proses pengeringan butuh waktu 2-3 menit.

Meski demikian, West berpendapat, produk-produk gagal tersebut merupakan representasi dari kesediaan bisnis untuk mengambil risiko dalam berinovasi. Kita perlu ingat bahwa tak ada kesuksesan yang tidak melalui kegagalan.

"Museum of Failure bertujuan untuk merangsang diskusi produktif tentang kegagalan dan menginspirasi orang-orang untuk mengambil risiko yang bermakna," tulis Museum of Failure dalam situsnya.

Menariknya, Museum of Failure sendiri merupakan traveling museum, yaitu berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Beberapa lokasi penyelenggaraan museum tersebut, seperti Swedia, Los Angeles, Paris, Shanghai, dan Minnesota. Juni tahun ini, Museum of Failure tengah diselenggarakan di Calgary, Kanada.***