Suplai Makin Banyak, Harga Minyak Goreng Diperkirakan Kembali Normal Jelang Puasa

Suplai Makin Banyak, Harga Minyak Goreng Diperkirakan Kembali Normal Jelang Puasa

WJtoday, Solo- Bank Indonesia (BI) memperkirakan harga minyak goreng kembali normal jelang bulan puasa menyusul makin tingginya suplai di pasaran.

Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta Nugroho Joko Prastowo di Solo, Rabu (16/3/22)mengatakan saat ini masih dilakukan pengolahan kelapa sawit di pabrikan menyusul aturan kewajiban eksportir untuk ikut memenuhi kebutuhan pasar domestik.

"Saat ini kita bersaing dengan harga internasional yang naik pesat sehingga ekspor lebih menguntungkan buat eksportir (jika mengirim) CPO (kelapa sawit) sehingga (eksportir) dipaksa dengan (aturan ) DMO 20 persen, tetapi kan perlu diolah," katanya.

Menurut dia, domestic market obligation (DMO) sebesar 20 persen dari ekspor tersebut masih dalam bentuk material mentah sehingga harus dimasukkan ke pabrik terlebih dahulu untuk diolah.

"Baru kemudian dari pabrik didistribusikan (ke pasar) sehingga perlu waktu," katanya.

Ia mengatakan setelah komoditas kelapa sawit tersebut diolah menjadi minyak goreng otomatis suplai minyak goreng di pasaran yang sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) lebih banyak.

"Otomatis juga stok lama harus menjual dengan harga agak turun karena selama ini masalahnya sebetulnya masih ada stok lama yang nggak mau dijual sesuai HET. Tetapi ada nggak di pasar (minyak goreng)? Ada," katanya.

Dengan bertambahnya suplai di pasaran, ia memperkirakan harga minyak goreng mampu kembali sesuai HET.

"Perlahan-lahan bisa turun, butuh waktu," katanya.

Sementara itu, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) juga berharap stok minyak goreng cukup untuk Bulan Ramadan.

"InsyaAllah cukup stok minyak goreng," ujar Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi di Pasar Kramat Jati Jakarta, Rabu.(16/3/22).

Menurut Arief, seperti yang diumumkan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya bahwa sebenarnya pemerintah menghitung kebutuhan minyak goreng secara nasional rata-rata 300 hingga 330 juta liter, tetapi sudah didistribusikan lebih dari 500 juta liter sebagaimana laporan dari Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.

"Jadi apresiasi kepada Bapak Menteri Perdagangan yang telah mendistribusikan lebih dari 500 juta liter minyak goreng. Tinggal kita semua mengawal minyak goreng ini dapat sampai ke tangan masyarakat, kita dorong terus karena kemarin bersama Kapolri untuk membantu mengawasi dan mengawal minyak goreng-minyak goreng ini, termasuk yang Domestic Market Obligation (DMO) untuk produk minyak goreng (DMO) 30 persen sampai ke tangan masyarakat," katanya.***