Tidak Dijual Bebas, Kalbe Farma Mulai Edarkan Obat COVID-19 yang Dibandrol Rp3 Juta

Tidak Dijual Bebas, Kalbe Farma Mulai Edarkan Obat COVID-19 yang Dibandrol Rp3 Juta
WJtoday, Jakarta - Kalbe Farma secara resmi membawa masuk obat COVID-19 bertajuk Remdesivir. Antivirus Corona ini sudah diklaim aman oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sehingga bisa digunakan untuk kasus darurat, dalam hal ini pasien COVID-19.

Yang menjadi pertanyaan, apakah Remdesivir dengan merek dagang Covifor ini akan diperjualbelikan secara bebas di apotek? 

Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur Kalbe Farma, Vidjongtius menyatakan bahwa obat impor dari perusahaan farmasi India itu hanya didistribusikan langsung ke rumah sakit.

"Jadi karena ini adalah approval dari Badan POM adalah otorisasi penggunaan darurat ya, jadi penggunaan emergency use authorization," jelas Vidjongtius, Kamis (1/10). 

"Jadi semua penanganannya atau distribusi obat Covifor ini akan langsung ke rumah sakit."

"Jadi tidak bisa istilahnya ke instalasi yang lain untuk apotek tapi langsung ke rumah sakit. Jadi yang harus kami yakinkan distribusinya supaya pemanfaatan produk ini adalah dilakukan dengan tepat kepada pasien itu langsung di rumah sakit," tegas Vidjongtius.


Distribusi yang terbatas ini pun terkait dengan harga obat yang cukup tinggi. Vidjongtius dalam konferensi persnya menyebut Covifor akan dijual seharga Rp3 juta per dosisnya.

"Mengenai harga, bahwa harga memang saat ini sekitar Rp 3 juta," kata Vidjongtius. "Ini harga juga sangat tergantung dengan volume. Jadi kalau misalnya volumenya meningkat, harga juga semua bisa ditinjau kembali."

Sejauh ini, imbuh Vidjongtius, belum ada batasan terkait kuota impor untuk obat yang awalnya digunakan untuk melawan Ebola itu. Di sisi lain, Hetero selaku perusahaan farmasi yang memproduksinya pun menjanjikan siap menyediakan kebutuhan di Indonesia.

Sebagai informasi, remdesivir sebelumnya digunakan untuk mengobati pasien Ebola. Namun rupanya obat ini juga menunjukkan aktivitas positif ketika diberikan kepada pasien COVID-19.

Obat ini sendiri masih tetap akan melalui prosedur uji coba terlebih dahulu walau sudah dinyatakan aman oleh BPOM, yakni terhadap 25 pasien COVID-19 di RS Persahabatan.***