Tokoh Pro-Rusia Menangkan Pemilu Negara NATO, Dukungan Militer ke Ukraina Akan Diberhentikan

Tokoh Pro-Rusia Menangkan Pemilu Negara NATO, Dukungan Militer ke Ukraina Akan Diberhentikan

WJtoday, Jakarta - Dalam Pemilu Slovakia, kandidat terkuat berasal dari partai oposisi yang didukung oleh simpatisan Kremlin, Robert Fico. Eks Perdana Menteri Slovakia sekaligus tokoh pro-Rusia tersebut berhasil mengamakan jabatan dia keempat kali usai partai dia, Smer-SD, menang dalam pemilihan umum (Pemilu) yang digelar akhir pekan lalu.

Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari lalu, Slovakia telah menjadi salah satu sekutu paling setia Kiev. Kedua negara berbagi perbatasan, Slovakia adalah negara pertama yang mengirim pertahanan udara ke Ukraina dan menerima puluhan ribu pengungsi.

Namun semua itu bisa berubah jika Fico berkuasa. Mantan perdana menteri ini tidak merahasiakan dukungannya terhadap Kremlin. Dia bahkan menyalahkan "Nazi dan fasis Ukraina" karena memprovokasi Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melancarkan invasi, mengulangi narasi palsu yang digunakan Putin untuk membenarkan serangan tersebut.

Slovakia merupakan salah satu anggota aliansi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Fico sempat mengatakan tak akan mengirim senjata ke Ukraina karena masalah dalam negerinya yang begitu banyak.

Menurut penghitungan suara yang mencapai 92 persen per Senin (2/10) dini hari, partai Smer-SD meraih 23 persen, Partai Progresif Slovakia 15,84 persen, dan Hals dengan 15,39 persen, demikian dikutip The Guardian.

Setelah kemenangan ini, Fico akan membentuk pemerintahan usai mendapat mandat dari presiden Slovakia.

Dia juga mengaku siap berdiskusi dengan partai-partai lain untuk membuat koalisi di pemerintahan.

"Kami di sini, kami siap, kami telah belajar sesuatu, kami sudah berpengalaman," kata Fico pada Sabtu (30/9), seperti dikutip The Guardian.

Dia kemudian berujar, "Kami punya gagasan yang jelas, kami punya rencana yang jelas."

Kemenangan Fico juga memicu ketakutan bagi sebagian pihak terutama soal Ukraina. Ia juga menegaskan posisi dia yang mendorong penghentian bantuan ke Ukraina tak berubah.

"Kami siap membantu Ukraina dengan cara kemanusiaan, kami siap membantu rekonstruksi negara itu, tapi Anda tahu pendapat kami soal mempersenjatai Ukraina," ujar dia, dikutip The Guardian.

"Masyarakat di Slovakia memiliki masalah yang lebih besar daripada Ukraina," kata dia.

Para pengamat menduga koalisi baru yang berkuasa di Slovakia kemungkinan besar akan dibentuk Smer, Has, dan Partai Nasionalis Slovakia (SNS).

"Jika ini terjadi supremasi hukum besar-besaran akan berubah," kata pengamat politik khusus Eropa, Michal Ovadek.***