Wabup Kuningan: Hilang Bahasa Ibu, maka Hilang Bangsanya

Wabup Kuningan: Hilang Bahasa Ibu, maka Hilang Bangsanya

WJtoday, Kuningan - Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menetapkan Perda No. 14 tahun 2014, sebagai revisi Perda No. 5 tahun 2003 yang berisi tentang pemeliharaan bahasa, sastra dan aksara daerah. 

Demi mendukung maksud dan tujuan perda tersebut, didalam pasal 5a tercantum di antaranya adalah menyelenggarakan pelatihan, penataran, seminar, lokakarya, diskusi, apresiasi dan kegiatan sejenisnya. 

Maka dari itu, kegiatan sejenis ini merupakan salah satu bentuk kita dalam menghargai bahasa sunda sebagai bahasa kesatuan kita sebagai masyarakat Jawa Barat.

Disampaikan oleh Wakil Bupati Kuningan  Ridho Suganda saat hadir di Seminar Kebudayaan pada acara Cakrawala Basa Sunda (CBS) IV, yang memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional, bertempat di Aula Kampus STKIP Muhammadiyah Kuningan, Selasa (21/2/2023)

Acara Cakrawala Basa Sunda IV ini ditajuk dengan tema “Hurip Dikbastrada Hirup Sunda, Rumawat Basana Waluya Budayana” yang diselenggarakan oleh HIMA Dikbastrada.

“Perlu kita ketahui bersama bahwa bahasa ibu merupakan bahasa pertama yang kita dengar dan pelajari. Namun seiring dengan berkembangnya waktu dan masuknya budaya asing di indonesia," ujar Ridho.

"Oleh sebab itu perlu adanya pelestarian bahasa ibu yang dalam hal ini merupakan bahasa sunda sebagai bahasa kesatuan masyarakat Jawa Barat khususnya bagi masyarakat Kabupaten Kuningan." dia menambahkan.

Dikatakan Wabup “basa téh cicirén bangsa, leungit basana-ilang bangsana” (Bahasa adalah ciri satu bangsa. Hilang bahasa, maka hilang bangsanya).

Makna dari peribahasa ini mengungkapkan betapa pentingnya bahasa di dalam kehidupan dan kebudayaan suatu bangsa. 

Kendatipun disebabkan kemajuan zaman dan pengaruh globalisasi kita harus tetap berkeyakinan bahwa warisan budaya ini harus kita teruskan dan gunakan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Ridho menyampaikan, dengan adanya acara ini menjadi salah satu bukti bahwa STKIP Muhammadiyah melalui HIMA Dikbastrada peduli terhadap kebudayaan bahasa daerah. 

"Melalui momentum ini mampu tingkatkan lagi kesadaran bersama agar Bahasa Sunda yang merupakan warisan kebudayaan leluhur kita agar dapat tetap lestari dan eksis sehingga anak cucu kita paham dan tahu bahwa keragaman bahasa di indonesia sangat berwarna." tutup Ridho.  ***