Bencana Hidrometeorologi Terjadi di Bandung Barat, BPBD Imbau Warga untuk Waspada

Bencana Hidrometeorologi Terjadi di Bandung Barat, BPBD Imbau Warga untuk Waspada

WJtoday, Kabupaten Bandung Barat - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, mengimbau masyarakat mewaspadai cuaca buruk yang ditandai hujan lebat disertai angin kencang. Pasalnya, cuaca buruk telah mengakibatkan bencana hidrometeorologi di beberapa lokasi.

Informasi yang diperoleh, hujan yang terus mengguyur sejak Minggu (17/10) sore hingga malam yang disertai angin kencang menghancurkan rumah warga di Kampung Cikole RT 05 RW 06 Desa Cikole, Kecamatan Lembang yang digunakan sebagai tempat menyimpan sepeda motor.

Masih di sekitar lokasi yang sama, dua kendaraan roda empat tertimpa pohon pinus di Jalan Raya Tangkuban Parahu. Angin kencang juga merobohkan beberapa tiang listrik di Desa Cikole.

Peristiwa tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa, hanya saja para korban mengalami kerugian materi hingga jutaan rupiah karena sebagian rumah warga rata dengan tanah serta kendaraan rusak berat tertimpa material bangunan dan pohon.

"Bencana di Desa Cikole menyebabkan sepeda motor tertimbun material. Kejadiannya tadi malam, rumah milik Pepen mengalami rusak berat di bagian dapur," kata Kepala Pelaksana BPBD Bandung Barat, Duddy Prabowo, Senin (18/10).

Selain di Desa Cikole, longsor juga terjadi di Kampung Pasir Ipis RT 04 RW 06 Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang sekitar pukul 22.00 WIB yang menimpa rumah Agus. Di tempat berbeda, banjir bandang terjadi di Kampung Cilengkrang RT 01 RW 08 Desa Pakuhaji, Kecamatan Ngamprah yang disebabkan sampah yang menyumbat saluran air. Dampaknya, rumah milik Ateng mengalami rusak berat.

"Petugas sudah diterjunkan untuk melakukan evakuasi dan pembersihan material pascabencana," ungkapnya.

Dalam menghadapi cuaca ekstrem, BPBD mengharapkan masyarakat meningkatkan kewaspadaan ancaman bencana hidrometeorologi, terutama longsor. Masyarakat yang tinggal di lokasi rawan harus waspada saat hujan dengan intensitas tinggi dengan waktu cukup lama.

"Saat ini kita sedang memasuki peralihan musim dari kemarau ke musim hujan, kondisi ini dapat memicu terjadinya cuaca ekstrim seperti angin kencang, puting beliung," terangnya.

Pohon tumbang di Jalan Tangkuban Parahu menimpa dua mobil minibus yang kebetulan sedang melintas Minggu (17/10) sore. Satu orang penumpang dibawa ke Klinik Sespim Polri untuk mendapat perawatan.

"Lalu lintas lagi macet, tiba-tiba ada angin kencang merobohkan pohon pinus. Satu kendaraan lain yang juga mengalami rusak posisinya percis berdampingan dengan mobil yang saya kendarai, keluarga saya sampai shock," ujar salah seorang pengendara mobil yang menjadi korban pohon tumbang.

Selain itu, hujan deras yang mengguyur juga menyebabkan ruas Jalan Tangkuban Parahu sempat tersendat lantaran air hujan meluap ke jalan raya. Sementara itu, salah satu korban, Pepen dibantu tetangganya membereskan reruntuhan bangunan rumah bagian belakang yang hancur. Dia mengaku, bencana tersebut tidak menyebabkan korban.

Dia menuturkan, bencana terutama banjir kini lebih sering mengancam warga sekitar setelah kawasan hutan yang berada tidak jauh dari pemukiman dibuka untuk menjadi kawasan wisata. 

"Area hutan yang diubah menjadi tempat wisata tidak bisa menyerap air hujan. Otomatis air hujan langsung turun ke wilayah kita," tuturnya.***