Disdik Kota Bekasi Selesaikan Kasus Dugaan Kekerasan Terhadap Murid

Disdik Kota Bekasi Selesaikan Kasus Dugaan Kekerasan Terhadap Murid
Lihat Foto

WJtoday, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Pendidikan (Disdik) menyelesaikan persoalan dugaan kekerasan guru terhadap anak murid dengan mengeplak kepala saat masa pembelajaran berlangsung sehingga mendapatkan perhatian publik.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Inayatullah menyampaikan surat resmi kepada Bagian Humas Setda Kota Bekasi melalui Berita Acara Pemeriksaan, Nomor: 800/4621/Disdik.Set tanggal 2 Juni 2022 tentang Laporan Kejadian di SDN Kayuringin Jaya III.

Dalam berita acara ini tertulis telah dilakukan pemanggilan Kepala SDN Kayuringin Jaya III, terkait berita yang beredar guru Kelas 2 telah "ngeplak" kepala anak muridnya berinisial R, ditindaklanjuti oleh Surat Panggilan Kepala Dinas Pendidikan Bekasi No 800/7621/ DISDIK PTK, tanggal 2 Juni 2022,

"Sementara itu, berdasarkan berita acara pemeriksaan, dari hasil keterangan, perlakuan Guru murid R tidak ditemui adanya dugaan mengeplak kepala murid. Guru murid R memberi pelajaran mendikte kepada murid-muridnya termasuk murid R." jelas Inayatullah, dalam rilis, Kamis (2/6/2022).

Hingga satu waktu murid R berada di depan kelas dan guru memegang kepala murid R dan bukan dengan mengeplak untuk menunjukkannya sebuah tulisan di papan tulis yang didiktekan. 

"Keterangan ini pun sudah disampaikan kepada pihak orang tua murid R yang kemudian telah menerima penjelasan pihak sekolah." ujarnya.

Pihak sekolah telah meluruskan kesalahpahaman yang terjadi dan tercapai perdamaian antara sekolah dengan orangtua murid. 

Dia mengungkapkan, pada Kamis (2/6) pukul 07.30 WIB, orangtua dari murid R hadir ke sekolah dan telah diberi penjelasan bahwa anaknya tidak di "keplak oleh gurunya dan bisa menerima penjelasan tersebut.

Dia juga menjelaskan krnologis kejadian yang sudah dipaparkan di berita acara. Pada hari selasa tanggal 31 Mei 2022 pada jam 09.20 pada saat pelajaran dikte setelah ulangan harian, Siswa diminta untuk menulis apa yang didiktekan dan setelah itu ditulis dalam huruf sambung. 

Semua siswa dapat mengerjakan sesuai petunjuk tapi tidak dengan murid R. Karena kemampuan membaca dan menulis murid R masih kurang, maka R  yang awalnya duduk dibelakang diminta untuk pindah ke depan.

"Setelah pindah kedepan, Guru murid R mulai mendikte beberapa kata dan semua siswa sibuk menulis, sementara murid R  tidak menulis hanya menengok kanan kiri untuk melihat (mencontek) tulisan temannya." sebutnya.

Melihat kejadian itu, guru murid R mencoba memperingati murid R dengan berkata: "Murid R  jangan tengak tengok. perhatikan apa yang diucapkan oleh bu guru".  Guru mendekati murid R dan ternyata dia belum menulis apapun.

Akhirnya guru murid R menuliskan kata-kata yang harus disalin oleh murid R di papan tulis dan mendiktekan satu persatu huruf yang harus dituliskan oleh murid R.

"Tetapi murid R tetap saja sibuk memperhatikan teman teman di sebelahnya, sehingga akhirnya memegang kepala murid R untuk melihat ke depan papan tulis (bukan "ngeplak" kepala murid R)." terangnya.  ***