Kemenkes Tepis Isu Potensi Vaksinasi HPV Picu Kemandulan

Kemenkes Tepis Isu Potensi Vaksinasi HPV Picu Kemandulan

WJtoday, Jakarta - Kementerian Kesehatan RI menegaskan isu bahaya vaksinasi human papillomavirus (HPV) yang berpotensi memicu kemandulan dipastikan hoax atau informasi menyesatkan. Hal itu seiring dengan perluasan vaksinasi human papillomavirus (HPV) gratis yang menyasar usia anak kelas 5 dan 6 SD.

Pemerintah memastikan vaksinasi HPV yang digencarkan pada anak, bisa mencegah risiko kanker serviks di kemudian hari. Mengacu data Globocan 2020, kanker serviks bahkan menjadi penyumbang kanker terbanyak kedua di wanita, yakni 36.633 kasus dan membunuh 57 perempuan setiap harinya.

"Imunisasi HPV sudah dipastikan keamanannya dan pada umumnya tidak menimbulkan reaksi yang serius sesudah pemberian imunisasi," beber dr Syahril dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (10/10/2023).

Reaksi pasca vaksinasi disebutnya tergolong ringan, sama seperti vaksinasi pada umumnya.

"Ada reaksi di lokasi suntikan dapat berupa kemerahan, pembengkakan dan nyeri ringan. Timbul satu hari setelah pemberian imunisasi dan dapat berlangsung satu sampai tiga hari. Reaksi umum seperti demam juga bisa muncul setelah pemberian imunisasi," lanjutnya.

Efektivitas pemberian vaksinasi HPV untuk mencegah kanker serviks bahkan mencapai 100 persen jika diberikan sebanyak dua dosis pada anak perempuan di usia 9 hingga 13 tahun.

Pemerintah memberikan vaksinasi HPV gratis ke dalam program imunisasi nasional sejak 2023 dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) setiap Agustus. Bukan hanya di Tanah Air, banyak negara yang lebih dulu menggencarkan vaksinasi HPV, sedikitnya di 135 negara termasuk Malaysia, Singapura, Amerika, Inggris, dan Prancis.***