Presiden Nigeria Tarik Duta Besarnya di Seluruh Dunia

Presiden Nigeria Tarik Duta Besarnya di Seluruh Dunia

WJtoday, Jakarta - Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu memerintahkan penarikan semua duta besar dari seluruh negara penempatan mereka, kata penasihat khusus dan juru bicaranya pada Sabtu, 2 September 2023. Hal tersebut sebagai bagian dari upayanya untuk menjamin efisiensi layanan di luar negeri.

Juru bicara kepresidenan, Ajuri Ngelale mengatakan, mereka yang dikecualikan dari penarikan massal ini adalah Perwakilan Tetap Nigeria untuk PBB di New York dan Jenewa. Alasan di balik pengecualian ini adalah berlangsungnya Sidang Umum PBB akhir bulan ini.

Ajuri Ngelale mengatakan bahwa penarikan dubes ini dilakukan setelah Tinubu "mempelajari dengan hati-hati" situasi di kantor-kantor perwakilan Nigeria di berbagai behan dunia.

"Presiden bertekad menjamin efisiensi dan kualitas kelas dunia akan menjadi karakteristik layanan luar negeri dan dalam negeri terhadap warga negara, penduduk, dan pendatang," ujar Ngelale, seperti dikutip AFP.

Menteri Luar Negeri Nigeria, Yusuf Maitama Tuggar, juga mengumumkan penarikan ini berlaku bagi semua duta besar karier dan non-karier.

Langkah ini dianggap membuka kemungkinan Nigeria bakal menunjuk perwakilan baru atau mengirimkan dubes ke negara yang berbeda nantinya.

Keputusan ini merupakan salah satu dari serangkaian kebijakan yang diambil Tinubu sejak ia mengambil alih kekuasaan pada Mei lalu.

Ia terus bergerak untuk merevitalisasi ekonomi dan menggenjot investasi. Meski demikian, berbagai inisiatif yang ia gaungkan memicu peningkatan biaya hidup jangka pendek.

Sejak terpilih pada Februari lalu, Tinubu juga terus berhadapan dengan tuntutan lawan politiknya terkait hasil pemilu. Ia juga harus langsung bekerja mengatasi berbagai tantangan, termasuk utang asing, mata uang lemah, inflasi tinggi, dan pengangguran.

Salah satu langkah yang ia ambil untuk mengatasi masalah-masalah itu termasuk mencabut subsidi bahan bakar, memicu peningkatan biaya transportasi.

Tinubu juga menyebabkan depresiasi besar-besaran atas nilai naira karena menghapuskan sejumlah harga nilai tukar.***