Refleksi Perundingan Linggarjati ke-77: Mengenang Peristiwa Bersejarah di Kabupaten Kuningan

Refleksi Perundingan Linggarjati ke-77: Mengenang Peristiwa Bersejarah di Kabupaten Kuningan

WJtoday, Kuningan - Mengenang kembali peristiwa bersejarah Perjanjian Linggarjati, Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Kuningan, bekerjasama dengan Pemerintah Kecamatan Cilimus menggelar Malam Refleksi Perundingan Linggarjati ke-77 serta Peringatan Hari Angklung di Kabupaten Kuningan. Sabtu (11/11/2023) malam.

Digelar di Gedung Auditorium Linggarjati, Kecamatan Cilimus, agenda tersebut diperingati merujuk pada peristiwa tanggal 10 sampai dengan 13 November 1946 mengenai perjanjian bersejarah Indonesia-Belanda di mana menghasilkan Pengakuan Belanda secara de facto atas eksistensi Negara Republik Indonesia yang meliputi Sumatra, Jawa, dan Madura serta kerjasama diantara keduanya untuk membentuk Negara Indonesia Serikat

Adapun peringatan Hari Angklung sendiri, adalah momen ketika UNESCO menetapkan Angklung sebagai Warisan Budaya asli Indonesia yang berasal dari Jawa Barat pada tanggal 16 November 2010 lalu.

Cece Hendra Krissianto selaku Ketua Pelaksana yang menuturkan kegiatan ini adalah momentum untuk mengingat lebih dalam lagi perisitiwa bersejarah Republik Indonesia di Kabupaten Kuningan.

“Pelaksanaan kegiatan ini dilaksanakan secara sederhana tapi semoga tidak merubah makna, untuk kembali mengenang perjuangan pendahulu di Kabupaten Kuningan." ujar Cece.

"Adapun peringatan Hari Angklung dimaksudkan karena pada saat Perundingan Linggarjati Angklung menjadi media Diplomasi Indonesia-Belanda untuk mencairkan suasana pada saat alotnya Perundingan pada saat itu." dia menambahkan.

Bupati Kuningan Acep Purnama menyebutkan Gedung Perundingan Linggarjati merupakan salah satu dari bangunan cagar budaya nasional.

“Inilah pusaka yang terdapat di Kabupaten Kuningan, tempat berlangsungnya upaya diplomasi antara pemerintah Indonesia-Belanda, serta Inggris sebagai penengah saat berlangsungnya Perundingan Linggarjati. Ditempat bersejarah inilah dihasilkan beberapa pasal  yang mengantarkan kedaulatan penuh atas kemerdekaan bangsa, sebagai negara kesatuan republik Indonesia (NKRI)” tutur Acep.

Selanjutnya Bupati Acep berharap agar malam refleksi ini menjadi momen untuk mengingat peristiwa tersebut sebagai suatu spirit oleh generasi muda.

“Agar kita tetap menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai kejuangan di tanah air, maka akan terbentuk sikap mental dan semangat baru bagi generasi mandiri, berlandaskan pada keyakinan agamis yang kuat untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, Rapih Winangun Kerta Raharja." ucapnya.

Pada kegiatan tersebut juga di deklarasikan 7 Pemuda putera Daerah Linggarjati yang berkomitmen untuk meneruskan peringatan ini ditahun-tahun berikutnya agar gaungnya lebih terasa dan bermanfaat, bukan hanya di wilayah Linggarjati dan sekitarnya tetapi di Kabupaten Kuningan.  ***