Alasan yang Membuat Diet Vegan Berbahaya

Alasan yang Membuat Diet Vegan Berbahaya

WJtoday, Jakarta - Influencer Zhanna Samsonova dilaporkan meninggal di usia 39 tahun karena kelaparan setelah menjalani diet buah eksotis di Malaysia, menurut teman dan keluarganya. 

Perempuan yang dikenal sebagai Zhanna D'Art di media sosial itu dilaporkan meninggal pada 21 Juli 2023 setelah mencari perawatan medis selama tur di Asia Tenggara, menurut untuk laporan outlet media lokal. "Beberapa bulan lalu, di Sri Lanka, ia sudah terlihat kelelahan, dengan kaki bengkak mengeluarkan getah bening," kata seorang teman yang menolak disebut namanya pada Newsflash, dikutip dari NY Post.

Diketahui ia hanya mengonsumsi buah-buahan, kecambah biji bunga matahari, smoothie buah, dan jus. Sementara itu, seorang teman mengklaim bahwa selama tujuh tahun terakhir, Samsonova hanya makan nangka dan durian.

Foodfluencer itu mengatakan, keputusannya memakan makanan mentahnya dilaporkan terinspirasi setelah melihat "teman" yang terlihat jauh lebih tua dari usia mereka, yang ia kaitkan dengan diet "junk food." Ia kemudian menggunakan media sosial untuk menyebarkan doktrin diet mentahnya.

Samsonova menjelaskan, "Saya makan makanan sederhana, meski saya memiliki banyak pengalaman sebagai koki makanan mentah. Saya suka membuat resep sendiri dan menginspirasi orang untuk makan lebih sehat."

Insiden itu lantas menimbulkan pertanyaan, apakah diet vegan menyehatkan atau justru berbahaya?

Diet vegan sendiriadalah pola makan yang tidak mengonsumsi semua produk hewani, termasuk daging, susu sapi, dan telur. Ketika seseorang menjalaninya dengan benar, maka diet ini bisa mencegah kolesterol tinggi di dalam tubuh, mengurangi risiko penyakit kronis, menurunkan risiko diabetes tipe 2, dan membantu penurunan berat badan.

Namun, menurut studi dari American Journal of Clinical Nutrition, diet vegan yang menghilangkan semua produk hewani dari makanan bisa meningkatkan risiko defisiensi gizi tertentu. 

Diet ini sebenarnya cenderung kaya nutrisi dan rendah lemak jenuh. Namun, orang yang hanya mengonsumsi makanan dari sumber tumbuh-tumbuhan saja perlu waspada tentang kekurangan nutrisi lainnya, termasuk zat besi, kalsium, vitamin B12, vitamin D, dan asam lemak omega-3.

Saat memilih menjalankan diet vegan, maka kamu hanya mengonsumsi sayuran, buah, dan sumber makanan dari tumbuhan lainnya. Nyatanya, di dalam sumber makanan hewani terkandung berbagai nutrisi, vitamin, dan zat gizi lain yang penting untuk kesehatan tubuh, termasuk kesehatan mental dan otak yang tidak tergantikan dari sumber makanan tumbuhan.

Sebagaimana dijelaskan dokter spesialis gizi Johanes Casay Chandrawinata, sebenarnya diet vegan tidak berbahaya jika dilakukan dengan tepat. Namun akan jadi berbahaya jika terlalu membatasi asupan makanan seperti yang dilakukan Samsonova.

Samsanova diketahui membatasi menu makannya hanya terdiri dari buah-buahan, kecambah biji bunga matahari, smoothie buah, dan jus selama lima tahun terakhir.

Menurut Johanes, diet yang dianut Samsonova termasuk diet ekstrem di mana pangan yang dikonsumsi hanya sayur atau buah, sehingga kalori sangat minim dan cenderung kurang nutrisi.

"Dia mengalami malnutrisi cukup berat. Sayur dan buah ini elektrolit, mineral dan vitamin banyak. Tapi asupan karbohidrat dari buah, ini sedikit. Protein dan lemak sedikit. Ini menyebabkan malnutrisi, daya tahan tubuh menurun, [timbul masalah kesehatan] sampai meninggal bisa," jelas Johanes dilansir dari CNNIndonesia.com.

Diet vegan sebenarnya aman dilakukan selama tiga komponen utama nutrisi terpenuhi yakni karbohidrat, protein, dan lemak. Johanes berkata umumnya bahan pangan nabati memberikan karbohidrat yang baik.

Kemudian lemak bisa diperoleh dari kacang-kacangan dan protein akan didapat dari lentil, biji-bijian, dan kacang-kacangan.

Campuran beragam bahan pangan nabati mampu memenuhi kebutuhan nutrisi. Kebutuhan protein pun bisa lengkap asal pilihan bahan pangan beragam.

Hal ini sekaligus menepis mitos bahwa penganut diet vegan tidak memperoleh asupan protein lengkap.

"Dulu ada anggapan diet vegan itu ada kekurangan amino esensial. Sekarang mitos aja. Kita bisa mendapat 100 persen asupan protein termasuk asam amino esensial," katanya.

Johanes berkata asupan protein bisa lengkap kalau Anda mengonsumsi beragam bahan pangan sehingga bisa saling melengkapi nutrisi. Bahan pangan mesti bervariasi, bukan itu-itu saja.

"Tempe, misal, memang memberikan asupan protein buat tubuh tapi kalau tempe terus, tentu proteinnya kurang lengkap. Anda perlu bervariasi dengan bahan pangan sumber protein lain."

Johanes menyebut diet vegan bisa membawa masalah kesehatan kalau asupan nutrisi tidak seimbang, apalagi dilakukan secara ekstrem seperti Samsonova.

Saat kalori sangat rendah, daya tahan tubuh menurun, dan gampang sakit. Kemudian orang bisa mengalami gangguan keseimbangan elektrolit.

"Ini bahaya karena bisa henti jantung. Irama jantung, denyut jantung enggak teratur. Semua faktor ini bisa menimbulkan kematian," katanya.

Johanes menyarankan agar diet dilakukan di bawah pengawasan dokter gizi sehingga kebutuhan nutrisi terjaga dan tidak sampai kekurangan kalori.

Diet vegan bisa baik dan menyehatkan buat semua orang. Namun untuk orang dengan riwayat penyempitan saluran cerna, dia tidak menyarankan melakukan diet ini.

Dia menjelaskan diet vegan merupakan diet yang kaya asupan serat tidak larut (insoluble fiber).

"Kalau ada riwayat penyempitan saluran cerna, serat tidak larut ini yang bahaya. Karena tidak larut, dia bisa menghambat," imbuhnya.***