Kepala Pusing Saat Berdiri? Waspada Alami Hipotensi Ortostatik

Kepala Pusing Saat Berdiri? Waspada Alami Hipotensi Ortostatik

WJtoday, Jakarta - Apabila Anda sering kali merasa pusing setelah duduk atau berbaring, kemungkinan Anda mengalami hipotensi ortostatik.

Dilansir dari Mayo Clinic, hipotensi ortostatik adalah bentuk tekanan darah rendah yang terjadi ketika berdiri setelah duduk atau berbaring. Hal ini dapat menyebabkan pusing atau mungkin pingsan.

Adapun gejala hipotensi ortostatik lainnya meliputi penglihatan kabur, kelemahan, pingsan (sinkop), kebingungan, dan kesulitan berkonsentrasi. 

Melansir dari National Institute of Neurological Disorders and Stroke, hipotensi ortostatik ini terjadi ketika Anda berdiri karena tekanan darah Anda menurun karena darah terkumpul di kaki Anda. Adapun proses yang menyebabkan hipotensi ortostatik ini terjadi karena sel-sel khusus biasanya merasakan perubahan tekanan darah dan menyesuaikan detak jantung untuk memompa lebih banyak darah dan menstabilkan tekanan darah.

Ketika berdiri dari posisi duduk atau berbaring, gravitasi menyebabkan darah terkumpul di kaki dan perut. Tekanan darah turun karena darah yang mengalir kembali ke jantung berkurang.

Biasanya, sel-sel khusus (baroreseptor) di dekat arteri jantung dan leher merasakan tekanan darah yang lebih rendah ini. Baroreseptor mengirimkan sinyal ke otak, kemudian memberitahu jantung untuk berdetak lebih cepat dan memompa lebih banyak darah, yang meratakan tekanan darah. Hal tersebut yang membuat sel-sel dalam diri Anda mempersempit pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.

Adapun banyak kondisi yang dapat menyebabkan hipotensi ortostatik, sebagai berikut:
1. Dehidrasi
Dehidrasi biasanya dapat terjadi jika orang dalam kondisi demam, muntah, tidak minum cukup cairan, diare parah dan olahraga berat dengan banyak keringat yang mengakibatkan penurunan volume darah. Dehidrasi ringan dapat menyebabkan gejala hipotensi ortostatik, seperti lemas, pusing, dan kelelahan.

2. Masalah jantung
Beberapa kondisi jantung yang dapat menyebabkan tekanan darah rendah termasuk denyut jantung yang sangat rendah, masalah katup jantung, serangan jantung, dan gagal jantung. Jika mengalami kondisi tersebut, tubuh tidak dapat memompa lebih banyak darah dengan cepat ketika berdiri sehingga mengakibatkan hipotensi ortostatik.

3. Masalah endokrin
Hipotensi ortostatik dapat terjadi jika seseorang memiliki kondisi tiroid, insufisiensi adrenal (penyakit Addison), dan gula darah rendah (hipoglikemia). Selain itu, diabetes juga dapat merusak saraf yang membantu mengirimkan sinyal yang mengontrol tekanan darah.

4. Gangguan sistem saraf
Beberapa gangguan sistem saraf, seperti penyakit Parkinson, atrofi sistem multipel, demensia tubuh Lewy, kegagalan otonom murni, dan amiloidosis dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mengontrol tekanan darah.

5. Makan makanan
Setelah makan, orang dewasa atau yang lebih tua rentan  mengalami tekanan darah rendah. 

Faktor risiko hipotensi ortostatik meliputi:

1. Usia
Hipotensi ortostatik rentan terjadi pada orang yang berusia 65 tahun ke atas. Sel-sel khusus (baroreseptor) di dekat arteri jantung dan leher yang mengontrol tekanan darah dapat melambat seiring dengan bertambahnya usia.

2. Obat-obatan
Perlu diperhatikan bagi Anda yang mengonsumsi obat-obatan  untuk mengobati tekanan darah tinggi atau penyakit jantung, seperti diuretik, penghambat alfa, penghambat beta, penghambat saluran kalsium, penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE), dan nitrat karena beresiko pada hipotensi ortostatik. 

Tak hanya itu, obat yang dikonsumsi untuk mengobati penyakit Parkinson, antidepresan tertentu, antipsikotik tertentu, pelemas otot, obat untuk mengobati disfungsi ereksi dan narkotika juga mengakibatkan hipotensi ortostatik. 

3. Penyakit tertentu
Masalah seperti katup jantung, serangan jantung dan gagal jantung dapat meningkatkan  risiko tekanan darah rendah. 

4. Paparan panas atau sinar matahari
Berada di lingkungan yang udaranya panas dapat menyebabkan seseorang mengalami keringat berlebih yang membuat tekanan darah menurun sehingga memicu terjadinya hipotensi ortostatik.

5. Istirahat di tempat tidur
Perlu diperhatikan bagi Anda yang suka berbaring di tempat tidur dalam waktu yang lama karena dapat menyebabkan hipotensi ortostatik.

Hipotensi ortostatik dapat menyebabkan komplikasi serius yang meliputi:

1. Jatuh
Saat mengalami hipotensi ortostatik, Anda kemungkinan akan jatuh akibat pingsan yang dapat menyebabkan komplikasi. 

2. Stroke
Risiko stroke dapat terjadi karena perubahan tekanan darah dari berdiri dan duduk akibat hipotensi ortostatik. Hal itu disebabkan oleh berkurangnya suplai darah ke otak.

3. Penyakit kardiovaskular
Adapun faktor risiko penyakit kardiovaskular dan komplikasi, seperti nyeri dada, gagal jantung, atau masalah irama jantung jika Anda mengalami hipotensi ortostatik. Namun, Anda dapat mengurangi risiko hipotensi ortostatik, termasuk jika Anda merupakan orang yang rentan mengalami hal tersebut.

Ini tips untuk mengurangi risiko hipotensi ortostatik:

1. Jaga kesehatan tubuh
Saat lelah, Anda mungkin akan berendam atau mandi dengan air panas. Namun, untuk menghindari risiko hipotensi ortostatik, Anda perlu menghindarinya. 

2. Tetap terhidrasi
Minum banyak air, batasi alkohol dan hindari makanan berat dan berkarbohidrat tinggi.

3. Jangan tidur dengan posisi datar: 
Sebelum tidur, pastikan Anda berganti posisi miring baik ke kanan atau ke kiri untuk menghindari hipotensi ortostatik saat bangun tidur. 

4. Bersiaplah sebelum berdiri
Hipotensi ortostatik kerap kali terjadi saat Anda berdiri setelah duduk atau berbaring. Untuk itu, Anda perlu melakukan langkah secara bertahap untuk berpindah ke posisi berdiri setelah duduk atau berbaring. Ada baiknya berpegangan dengan sesuatu yang kuat untuk membantu Anda berdiri. 

5. Gerakkan otot-otot Anda
Saat tubuh Anda diharuskan untuk berdiri dalam waktu yang lama, cobalah sesekali untuk menggerakkan kaki Anda dan lakukan latihan isometrik untuk meningkatkan tekanan darah sebelum berdiri.

6. Tingkatkan sirkulasi dan tekanan darah
Anda juga dapat mengenakan stoking kompresi atau pengikat perut (bahan elastis yang menekan perut Anda).***