Paling Bebani Pembiayaan BPJS Kesehatan, Stroke Jadi Penyebab Kematian Nomor 1 di RI

Paling Bebani Pembiayaan BPJS Kesehatan, Stroke Jadi Penyebab Kematian Nomor 1 di RI

WJtoday, Jakarta - Kememterian kesehatan (Kemenkes) melalui Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan Stroke menjadi penyakit dengan Beban tertinggi pembiayaan BPJS Kesehatan. Tak ayal, penyakit ini sebabkan kematian tertinggi di Indonesia. 

Stroke merupakan salah satu jenis penyakit berbahaya yang bisa berujung fatal. Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan RI, penyakit ini dipicu gangguan peredaran darah di otak. Stroke terjadi saat pembuluh darah yang membawa oksigen dan darah ke otak mengalami penyumbatan.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan penyakit stroke dan jantung merupakan penyakit dengan beban tertinggi pembiayaan BPJS Kesehatan. Pada 2022, penyakit jantung menghabiskan total Rp 12,14 triliun, sedangkan untuk stroke menghabiskan Rp 3,2 triliun.

"Selain paling membebani BPJS Kesehatan, penyakit ini juga menyebabkan kematian paling tinggi di Indonesia," ucap Menkes Budi dalam Webinar di kanal Youtube Direktorat Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Selasa (17/10/2023).

"Oleh karena itu, bagaimana kita bisa mencegah dan mendidik masyarakat agar mereka tidak terkena penyakit jantung atau stroke jauh lebih murah dan jauh lebih baik bagi kualitas hidup mereka," tambahnya.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019, stroke merupakan penyakit penyebab kematian paling tinggi di Indonesia. Jumlah kematian akibat stroke mencapai 131,8 kasus kematian per 100 ribu penduduk.

Sedangkan pada posisi kedua diikuti oleh jantung iskemik atau penyebab serangan jantung di angka 95,8 kasus kematian per 100 ribu penduduk.

Lebih lanjut, Menkes Budi mengingatkan masyarakat untuk bisa terus menjaga pola hidup sehat. Hal ini perlu dilakukan sebagai salah satu upaya pencegahan berbagai penyakit mematikan, khususnya stroke.

Menurutnya, pola hidup sehat memiliki peran penting dalam menjaga tubuh terhindar dari berbagai macam penyakit.

"Setelah saya perhatikan sebenarnya yang perlu dipahami masyarakat dan perlu dilakukan adalah menjaga pola makan dan rajin berolahraga atau beraktivitas fisik. Pola makan yang memiliki banyak risiko dan pengaruh terhadap masalah kardiovaskular seperti makanan tinggi kolesterol itu harus dijaga," ujarnya.

"Kemudian juga aktivitas fisik yang selalu saya gaungkan itu minimal 30 menit perhari dan lima hari dalam seminggu itu juga harus secara rutin dilakukan ya tanpa berhenti, setiap hari sampai usia kita lanjut," sambungnya lagi.

Selain menjaga pola sehat, ia juga meminta masyarakat untuk terus rutin melakukan pemeriksaan kesehatan. Penyakit yang terdeteksi lebih dini akan lebih memudahkan proses pengobatan.

"Terus jangan lupa yang terakhir rutin melakukan skrining. Apakah itu skrining darah, atau dengan USG jantung, atau dengan CT scan. Dengan demikian setiap permasalahan yang terkait kardiovaskular bisa kita hadapi dengan baik," pungkasnya.***