Sebut Rusia Berusaha Rebut Ibu Kota Malam Ini, Presiden Ukraina Mulai Putus Asa

Sebut Rusia Berusaha Rebut Ibu Kota Malam Ini, Presiden Ukraina Mulai Putus Asa

WJtoday, Ukraina - Setelah menjatuhkan ratusan korban jiwa nampaknya Rusia tidak akan berhenti sampai Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky muncul di hadapan publik dan menggugurkan keinginannya untuk bergabung dengan NATO. Zelensky mengatakan pada Sabtu (26/2/2022) dini hari bahwa Rusia akan berusaha merebut ibu kota Kiev pada malam hari.

“Saya harus mengatakan secara terbuka. Malam ini akan lebih sulit daripada siang hari. Banyak kota di negara bagian kita diserang, perhatian khusus pada Kiev, kita tidak bisa kehilangan ibu kota,” kata Zelensky dalam pidato video kepada bangsa, dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (26/2/2022).

“Saya beralih ke pembela kami, pria dan wanita, di semua lini, malam ini musuh akan menggunakan semua kekuatan yang dimilikinya untuk menghancurkan pertahanan kami dengan cara yang berbahaya, kasar, dan tidak manusiawi. Malam ini mereka mencoba melakukan penyerangan,” katanya lebih lanjut dalam pidato video tersebut.

Zelensky juga mengatakan bahwa pada hari Jumat 25 Februari, dia sempat berbincang dengan banyak pemimpin Barat termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

“Kami telah menyepakati lebih banyak bantuan, lebih banyak dukungan, dukungan signifikan untuk negara kami. Tujuan utama kami adalah untuk mengakhiri pembantaian ini,” ujar Zelensky.

Ibu kota Barat telah memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Moskow dan sanksi pribadi terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai tanggapan atas tindakan cerobohnya untuk menyerang Kremlin ke Ukraina, dan telah merenggut ratusan nyawa dan menyebabkan ratusan ribu pengungsi.

Presiden Ukraina Putus Asa: Ini Terakhir Kali Anda Melihat Saya


Zelensky putus asa mengatakan kepada para pemimpin Uni Eropa  bahwa ini mungkin terakhir kalinya mereka melihatnya hidup.

Menurut seorang diplomat Eropa kepada situs berita Walla, Hal itu dikatakan Zelensky pada panggilan konferensi.

"Ini terakhir kali Anda melihat saya hidup," ucap Zelensky.

Diplomat itu mengatakan Zelensky mendesak para pemimpin Uni Eropa untuk mengambil langkah lebih lanjut terhadap Rusia.

Zelenzky juga menyebut bahwa itu adalah pertemuan itu berakhir dengan keputusan untuk menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Moskow.

Dia mengatakan bahwa dirinya telah menjadi target nomor 1 Moskow yang ingin menumbangkan pemerintahan Ukraina.

Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengatakan pada parlemen negara itu pada Jumat (25/2) bahwa Zelensky saat ini bersembunyi di Kiev. 

“Kami seharusnya berbicara di telepon pagi ini, tetapi dia tidak lagi tersedia,” kata Draghi.

Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson, yang juga menelepon Kamis malam, membenarkan laporan Walla.

Dia mengatakan kepada Kantor Berita Swedia bahwa: "ini mungkin terakhir kali kami melihat Zelensky."

Sementara itu, Militer Rusia pada Jumat (25/2) mengatakan pihaknya  telah menguasai sebuah bandara strategis di luar ibukota Ukraina dan memisahkan Kiev dari barat.

Bandara di Hostomel itu memiliki landasan pacu yang panjang yang mampu menampung pesawat angkut berat. 

Perebutan bandara ini memungkinkan Rusia untuk menerbangkan pasukan langsung ke pinggiran Kyiv. Hostomel hanya berjarak 7 kilometer barat laut Kyiv.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayjen Igor Konashenkov mengatakan bahwa pasukan udara Rusia menggunakan 200 helikopter untuk mendarat di Hostomel.

Sebelumnya, serangan pasukan Rusia menyebabkan pertempuran yang mematikan di pinggiran Kiev. Rudal dan penembakan dari Rusia juga menghujani kota-kota Ukraina setelah Putin melancarkan invasi darat dan serangan udara berskala penuh, memaksa warga sipil berlindung di sistem metro dengan 100.000 orang mengungsi.

Banyak warga sipil Ukraina yang juga melarikan diri ke negara tetangga seperti Polandia, mereka bergegas menggunakan kendaraan, ada juga yang berlindung di stasiun kereta api di Polandia.

Sedangkan Polandia sendiri melaporkan bahwa mereka akan menerima sebanyak yang ada di perbatasan mereka. Nantinya, pusat penerimaan akan menawarkan makanan dan perawatan medis, serta tempat untuk beristirahat dan menerima informasi.***